Rabu, 20 Januari 2015. Waktu udah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Setelah menyelesaikan berbagai keperluan, HAI pun bergegas menuju Gedung Kesenian Jakarta di bilangan Jakarta Pusat untuk menghadiri konser tunggal musisi folk asal Jogja, Frau.
Ojek online dengan sigap mengantar HAI menuju lokasi acara. Sekitar pukul 15.15 HAI tiba gedung pertunjukan legendaris tersebut. Syukurlah, konser belum dimulai. Terlihat kerumunan orang menunggu dibukanya pintu masuk menuju venue, ada yang dari kalangan pekerja biasa, nggak sedikit pula dari pihak media, dan Nampak pula beberapa musisi kenamaan tanah air, seperti Kunto Aji yang datang bersama sang istri, kemudian personil Banda Neira, Rara Sekar yang ditemani suaminya, dan sepasang musisi folk asal Jakarta, Endah dan Resha.
Banyak orang berspekulasi tentang jalannya acara. “Kayaknya ini konser bakal keren banget”, “duh lama banget sih jam setengah empat, nggak sabar mau liat Frau manggung”, dan masih banyak lagi kalimat-kalimat bernada positif terlontar dari mulut penonton yang hadir dan setia menunggu di depan pintu masuk acara.
Waktu menunjukkan 15.30 WIB, seharusnya semua penonton, termasuk HAI, udah dipersilahkan masuk dan menempati kursi yang telah disediakan. Tapi, namanya juga Jakarta, pasti ada aja ngaretnya. Alhasil, penonton dan HAI harus dibuat sabar menunggu. Untungnya, 15 menit kemudian, suara gong terdengar tanda konser akan segera dimulai dan semua penonton diperbolehkan masuk ke dalam.
HAI menempati kursi sebelah kanan depan di lantai 2. Agak kurang menyenangkan, tapi dari sini, HAI dapat melihat seisi ruangan, baik panggung dan juga seluruh penonton dengan jelas. Nggak lama setelah itu, naiklah Ari Reda yang didapuk sebagai musisi pembuka Konser Tentang Rasa ini.
Dengan sangat khidmat, seisi venue menikmati sajian musik dari musisi yang terkenal handal dalam musikalisasi puisi ini. Lagu demi lagu dimainkan oleh Ari Reda, penonton dan HAI pun semakin dalam terhanyut dalam ketenangan oleh lagu-lagu yang dilantunkan Ari Reda. Tiba di dua lagu terakhir, Gadis Peminta-minta dan Hujan Bulan Juni, HAI terasa tenggelam dalam aura ketenangan yang dibangun oleh Ari Reda, sepertinya penonton mengalami hal yang sama.
“Terima kasih atas perhatiannya dan dengan khidmat mendengarkan lantunan musik dari kami. Sudah saatnya kami turun panggung dan mari menyambut sang pemilik acara, Frau,” begitulah kalimat yang terlontar dari mulut Reda untuk mengakhiri penampilannya bersama Ari. Tepuk tangan pun mengiringi mereka hingga turun panggung.
Kemudian, suasana kembali hening, lalu tiba-tiba seluruh lampu dipadamkan. Nggak lama, muncul seorang wanita berkebaya merah naik ke atas panggung sembari membawa lampu pijar untuk menerangi jalan. Ternyata ia adalah Leilani Hermiasih, salah satu personil Frau.
Lani pun duduk di dekat Oskar, keyboard yang dianggap sebagai personil dari Frau. Dan ternyata, itulah tanda bahwa konser sesungguhnya akan segera dimulai di sesi pertama.