Ada dua hal yang bisa dicatat dari Pameran Lukisan SMA Labschool Jakarta yang berlangsung 14-17 Januari 2016. Pertama, pameran tetap dilangsungkan meski pembukaan resmi ditunda akibat ada terror bom, Kamis (14/1) lalu. Museum Nasional di Jakarta, yang menjadi tempat pameran, tidak jauh dari lokasi serangan teror di Sarinah sehingga membuat banyak orangtua siswa khawatir.
Akhirnya, keesokan hari, Jumat (15/1), pameran dibuka oleh Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman. Penghargaan pun disampaikan. Kegiatan para siswa Labschool ini pun lalu menjadi bagian dari pernyataan diri bahwa warga Jakarta tidak takut dengan ancaman teror.
Berikutnya, pameran yang diikuti oleh 25 siswa, masing-masing menyertakan tiga lukisan, juga menjadi ajang unjuk keberanian siswa sekolah Labschool. Dengan berani tampil di tengah publik, mereka juga dituntut untuk mempertanggungjawabkan karya-karya mereka. Kepala Sekolah M Fakhruddin menggarisbawahi hal ini, bahkan menambahkan, ruang publik yang dipilih pun tidak sembarangan, yakni Museum Nasional yang prestisius.
Dari sisi kualitas karya, Citra Smara Dewi dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang menjadi kurator, dalam pengantarnya menyatakan, karya lukis yang ditampilkan dengan imajinasi dan semangat bebas sesuai dengan pengalaman pribadi dan sosial yang berlain-lainan hasilnya sangat mengejutkan. Karya-karya tersebut begitu beragam dengan berbagai pendekatan tema, teknik, dan medium.
Tema yang diangkat antara lain pesona alam, personal, eksplorasi warna, bidang, garis, dan bentuk. Itu terlihat dari lukisan serigala dan burung hantu. Selain memiliki kekuatan karakter elemen seni rupa yang baik, karya ini juga mempunyai makna simbolis. Dari tema personal, tampil, antara lain, karya pencarian diri.
Kepala Museum Nasional Intan Mardiana, yang sore itu diwakili Dedah SriHandari, menyatakan, Museum Nasional tidak hanya memberikan pelayanan masyarakat berupa informasi tentang koleksi yang dimiliki, tetapi juga dalam bentuk lainnya, sesuai dengan semangat "untuk kepentingan masyarakat umum".(NIN/Kompas)