Follow Us

Hai

/

Art

5 Tips Bikin Animasi Keren dari Patrick-"Plentis Kentus"-Efendy

Rizki Ramadan - Jumat, 18 Desember 2015 | 08:53
patrick effendy
Rizki Ramadan

patrick effendy

Indonesia, tuh , emang belum banyak punya konten lokal untuk segmen anak-anak. Coba aja kamu inget-inget sendiri, siapa sih, penyanyi, tokoh kartun, atau bintang film anak-anak asli indonesia? Pasti nggak banyak kan nama yang muncul.

Dilandasi niat itu, di bawah bendera rumah produksi Visual Expert Production, Patrick Effendy—yang sebelumnya dikenal sebagai produser CJR—berinisiatif untuk bikin penyanyi cilik fiktif yang dikenal dengan animasi canggih. Yap, mereka adalah Plentis dan Kentus, duo anak kecil yang hobi bernyanyi lagu-lagu bertema kehidupan anak.

Kehadirannya tentu disambut hangat. Pertama, karena namanya unik dan bikin penasaran. Kedua, karena memang kontennya bagus dan diperlukan (maklum, sekarang kan jarang banget lagu anak dibawain). Ketiga, animasi dan kemasan cerita duo anak jangkung dan gemuk ini emang keren.

Kepada Patrick Effendy, HAI berguru, minta tips gimana biar bisa bikin animasi sekeren Plentis dan Kentus. Yuk, disimak!

1 Pilih Nama Yang Mudah Diingat

Nggak butuh diulang lebih dari satu kali untuk bikin nama Plentis dan Kentus nempel di kepala. Setuju kan? Yap, pemilihan nama yang simpel dan ear catchy itu emang penting. Patrick Effendy bahkan cerita kalau ide awalnya, dua karakter ini Cuma dinamai Tis dan Tus.

“Akhirnya pakai nama Plentis dan Kentus. Tetap familiar dan gampang diingat, kan. Nama itu terinspirasi dari tokoh di drama radio bikinan almarhum teman gue, David Titis,” papar Patrick.

2 Local but not Localized

Ngangkat konten lokal itu penting banget. Tapi, perlu diingat juga, tampilannya tetap harus terlihat canggih dan modern. Misalnya, ketika mau nampilin rumah gadang, maka bikinlah rumah gadang yang terlihat modern dan kekinian. Nggak mesti sama persis dengan rumah gadang yang ada.

“Kalau bikin animasi tapi kontennya mendekati gambaran aselinya, mending bikin sinetron aja, kan?!” kata cowok berkacamata ini.

Patrick juga cerita kalau ide awal desain karakter Plentis dan Kentus pun terinspirasi dari karakter pewayangan Petruk dan Bagong, lho. “Kalau gue ngangkat gambar petruk yang kayak dulu, pasti nggak relevan sama anak sekarang,” tambah Patrick. Yap, kearifan lokal dikemas modern, jadinya tetep asik, kan?!

3. Pesan Moral, Konten Realistis

Single pertama Plentis Kentus yang berjudul Selfie datang bukan tanpa kritik. Ada beberapa kalangan yang bersentimen negatif. Kok, anak kecil diajarin selfie. Tapi, jangan mandang sebelah mata dulu. Kalau diamati, pesan di balik lagu itu baik, kok.

“sekarang kan anak kecil udah pada minta hape, dan suka selfie. Realistis aja. Tapi lagu ini tetap punya pesan, walau pun dekat sama gadget tapi Plentis dan Kentus tetap menggunakannya sambil main sama temen-temennya,” ucap Patrick.

Editor : Hai Online

PROMOTED CONTENT

Latest