Follow Us

Emo dan Skena Lokal yang Tak Berjarak

- Senin, 16 November 2015 | 11:00
Emo dan Skena Lokal
Hai Online

Emo dan Skena Lokal

“Ichod anti jablay, Ichod anti jablay,” sebuah suara memecah keheningan ketika Killing Me Inside sedang bersiap-siap untuk memainkan sebuah tembang andalan From First To Last, Ride The Wings of Pestilence.

Di dalam video yang diunggah di YouTube pada 12 Februari 2007 tersebut, tampak Sansan (vokal), Josaphat (gitar), Onad (bas), Rendy (drum), dibantu oleh Dochi (additional gitar) tampil all out, di sebuah gig yang digelar di News Cafe Kemang. Tanpa ada batasan, antara band dengan penonton membaur jadi satu dalam gig yang intim tersebut.

Gambaran suasana gig di atas adalah hanya salah satu contoh dari sekian banyak gig yang banyak digelar di Jakarta dan sekitaranya pada saat itu. Selanjutnya, virus emo dengan cepat menyebar, selain musik, emo juga menjalar sebagai fashion statments anak muda kala itu.

Berselang lebih dari 8 tahun kemudian, tepatnya pada, Jumat, 30 Oktober 2015, gig berkonsep serupa kembali di gelar di Rossi Fatmawati. Saat itu, di atas panggung yang tingginya nggak lebih dari setengah meter, terdapat Sansan (vokal), Josaphat (gitar), Rudye (Keyboard), Angga Tetsuya (Bas), Dochi (gitar), dan Davi (drum) kembali memainkan sebuah tembang emo legendaris dari Saosin, Seven Years.

“Padahal belum sempat latihan, tuh, yang Seven Years, langsung hajar aja, hehehe...,” kata Dochi setelah turun panggung.

Yap, dalam gig bernama Risorgimento itulah, beberapa “alumni” KILLMS kembali berkumpul bersama dan merasakan atmosfir gig di era pertengahan 2000-an, ketika wabah emo tengah melanda di senatero Ibukota, dan menjalar ke beberapa kota lainnya di Indonesia.

Sebelum KILLMS dikenal banyak orang, masih di era itu, nama-nama seperti Killed By Butterfly, Seems Like Yesterday, The Side Project, Jakarta Flames, Sweet As Revenge juga telah dikenal. Menurut Aldy, gitaris sekaligus frontman Seems Like Yesterday, geliat band-band emo di luar kota selain Jakarta juga cukup tinggi, ada nama-nama The Astronauts dan End of Julia dari Yogyakarta, sedangkan dari bandung ada Alone at last, Love Hate Love, hingga Jolly Jumper dari Bandung.

“Dulu, pas gue awal ngeband, belum ada scene emo. Band emo pun masing-masing mainnya di acara melodic atau gig campuran hardcore/metal. Acara pertama yang ada emo-emonya itu kayaknya we no need no emo 1, di Rogue, Kemang. Sekitar 2003 atau 2004-an gitu,” kata Aldy.

Baca Juga: Maju Terus Dihantam Antimo (Anti-Emo)

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

Latest