Sampai tulisan ini dibuat, dua negara besar, Tiongkok dan Jepang, saling bersaing untuk menunjukkan proposal terbaik terkait proyek HST. Kedua negara ini sudah melaksanakan uji kelayakan dan menyerahkan proposal masing-masing kepada Presiden Joko Widodo.
Jepang dan Tiongkok sama-sama memiliki kereta cepat sebagai salah satu moda transportasinya. Karena dua kereta peluru mereka ini yang nantinya akan diaplikasikan ke HST Bandung-Jakarta. Ini perbandingan kereta peluru dua negara:
Shinkansen E5 diJepang
1.Untuk asumsi kereta yang akan digunakan pada rute Jakarta-Gedebage (Bandung) Shinkansen E5 membutuhkan jarak hanya sepanjang 140 kilometer.
2.Waktu penyelesaian mega proyek ini jika menggunakan Shinkansen E5 akan memakan waktu selama 5 tahun.
3.Untuk ‘masa aktifnya’, kereta bikinan Negeri Matahari Terbit ini lebih lama dibandingkan dengan bikinan Tiongkok, yakni sekitar 50 tahun.
4.Untuk periode 2019, Shinkansen E5 mampu mengangkut sebanyak 45.325 orang/hari.
CRH380A Tiongkok
1.Untuk jarak tempuh, CRH380A bikinan Tiongkok punya jarak yang lebih panjang, yakni 150,5 kilometer.
2.Meski punya jarak yang lebih panjang dari Shinkansen E5, kereta peluru bikinan Negeri Tirai Bambu diprediksi mampu diselesaikan dalam waktu 3 tahun saja.
3.‘Masa aktif’ CRH380A sendiri dikabarkan hanya beroperasi maksimal 40 tahun.
4.Sedangkan untuk periode 2019, CRH380A mampu mengangkut sebanyak 28.872 orang/hari.