Ngejar Echosmith di Singapura dan Indonesia

Ngikutin Sierota bersaudara di dua negara, bikin kita tahu kalo mereka selalu merasa senang di manapun dan kapanpun, nggak peduli dengan jadwal konser mereka yang padat.

Kalo ada awarding untuk kategori band bule teramah yang HAI temui dalam beberapa tahun terakhir, maka Echosmith patut mendapatkan gelar itu. Gimana nggak? Meski dihajar jadwal tur yang super rapat di Asia awal Agustus lalu tapi unit indie pop asal Chino, California AS ini tetap menjalani agenda promo album debut mereka dengan tabah dan senang hati.

Kelar We The Fest 2015 di Parkir Timur Senayan Jakarta (9/8). Sydney (vokal), Noah (bass), dan Graham Sierota (drum) langsung bertolak ke Kuala Lumpur, Singapura, Manila, dan Tokyo, tepatnya di gelaran tahunan Summer Sonic Festival 2015. Kelima titik tersebut hanya dijalani dalam kurun waktu seminggu. Dan tur Asia ini terpaksa mereka jalani tanpa sang gitaris, Jamie Sierota, lantaran sang kakak tertua ini harus kembali ke kampung halaman untuk menunggu kelahiran anak pertamanya. Beruntung banget HAI sempat “merekam” penampilan mereka di dua titik, Jakarta dan Singapura. Malahan di Singapura kami sempat nongkrong bareng Sydney cs beberapa jam sebelum mereka on-stage.

“Tur ini menyenangkan kok, kami bertemu orang yang berbeda-beda setiap harinya. Kami bertemu orang baru dan itu menyenangkan. Juga makanan dari berbagai tempat di belahan dunia. It’s so exciting!” ungkap Sydney antusias saat jumpa pers di Hard Rock Café Singapura.

Seperti nggak nampak raut lelah apalagi bete di wajah ketiga Sierota bersaudara ini. Ketiganya masih suka bersenda gurau, bahkan di tengah-tengah jumpa pers.

“Graham itu presidennya kalo di Echosmith. Dia tinggal mengacungkan jempol, maka kami akan melakukannya. Jika tidak, ya tidak. Hahaha…” jawab Noah saat salah satu wartawan menanyakan tentang kenapa Graham, sang drummer hanya diam saja saat jumpa pers berlangsung.