Nggak puas hanya dengan album musik saja, trio The Trees and The Wild membuat sebuah langkah baru. Alih alih membuat video klip untuk lagu-lagunya, mereka justru membuat sebuah film pendek dengan format dokumenter.Sebuah proyek yang dikasih nama Project Phinisi dibesut oleh mereka dan timnya. Dari judulnya saja sudah ketahuan, apa yang bakal disuguhkan di film ini. Pemilihan ini bukan tanpa sebab. Hal ini masih berhubungan dengan lagu mereka yang bertajuk Malino, yang terinspirasi dari sebuah pegunungan di Sulawesi Selatan. Sama seperti kapal Phinisi yang juga berasal dari daerah yang sama.
Dengan semangat kebanggaan akan kebudayaan lokal, persis seperti yang tertuang di album Rasuk, The Trees and The Wild yakin dengan langkah terbaru mereka ini. Mereka ingin menyuguhkan sebuah karya audio visual yang diharap bisa memikat banyak orang.Untuk menyukseskan proyek ini, mereka bekerja sama dengan tim produksi dari Swargaloka Creative House. Dan tentunya mereka juga dibantu oleh Dimas Wisnuwardono, fotografer dan videografer yang kerap mendokumentasikan berbagai aksi The Trees and The Wild.
Didukung juga oleh salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, karya ini akan disuguhkan ke publik di awal Desember nanti. Tepatnya tanggal 6 Desember, dan bertempat di Blitz Megaplex Grand Indonesia. Screening dimulai dari pukul 7 malam.
Sayangnya, tiket untuk screeningtanggal 6 Desember ini sudah terjual habis. Alias sold out! Kabar buruk memang. Tapi dari akun Twitter milik The Trees and The Wild, mereka sedang mempertimbangkan untuk mengadakan screening kedua. Semoga saja benar ada screening kedua. Kalau memang benar terjadi, hayo diburu tiketnya! (Irvin)