Nggak cuma dikenal sebagai penggebuk drum Naif, Pepeng juga punya band proyekan bernama RAKSASA.
Selain Pepeng, band ini dinahkodai Adi Cumi (vokal), Iman Fattah (gitar), Adrian "Ian" Adioetomo (gitar) dan Bonny Sidharta (bass).
Lantas, sudah sejauh mana langkah cowok bernama lengkap Franki Indrasmoro bareng RAKSASA? Berikut penjelasan Pepeng yang di-share kepada HAI tadi pagi.
"Beberapa waktu lalu, RAKSASA baru aja selesai mixing di tempat Mr. JM alias Joseph Manurung, seorang "ahli mencampur" suara musik supaya terdengar lebih ciamik, yang ilmunya sudah nggak perlu diragukan lagi. Dan memang, hasil rekaman RAKSASA terasa lebih 'nendang' berkat racikannya.
Main sama RAKSASA itu menyenangkan. Dan yang pasti bisa jadi sarana gue olahraga. Hehe.. Gue bisa keringetan saat latihan band, ya cuma kalau main sama RAKSASA dan TheTimeTravellers (side band gue lainnya yang ber-Indorock ria).
"Bukan berarti di NAIF nggak pakai power atau males-malesan, tapi karena spirit dari musik RAKSASA dan TheTimeTravellers rata-rata bertempo cepat. Banyak yang gue pelajari dalam teknik drumming dari dua band gue selain NAIF itu, terutama dalam bermain speed.
Di RAKSASA, gue lebih banyak mengeksplor cara bermain drums bergaya rock yang lebih kental ketimbang di NAIF. Dan pastinya dalam pemilihan sound di rekaman juga beda. RAKSASA lebih modern. Bonny banyak ngebantu gue dalam urusan pemilihan sound drums. Walaupun cukup kental blues dan classic rock-nya, tapi gue nggak mau musik RAKSASA terjebak dalam imej rocker gaek.
Gue pribadi pengen band ini terasa muda, walaupun yang main orang-orangnya udah bisa dibilang nggak (terlalu) muda lagi.
Sejak memulai gerakan bareng vokalis Adi Cumi (setelah mundurnya Eka "The Brandals" Annash) dan Bonny (sepeninggalnya Sammy "Seringai" Bramantyo) di awal 2010, kami banyak dibantu oleh Kartika Jahja (Tika And The Dissidents) dalam fasilitas ruang studio di rumahnya yang bebas kami pakai untuk latihan. Semua demi mengejar deadline ngumpulin materi untuk debut album. Alhasil, nggak sampe enam bulan, RAKSASA udah dapat sembilan lagu. Cukuplah untuk sebuah album.
Selain itu, cukup ajaib juga ngejam bareng empat musisi lintas genre. Masing-masing orang ngebawa cara bermainnya. Bayangin aja, gue main dengan pukulan drums classic rock, berpadu sama cabikan bass ala metalnya Bonny, digabung sama rhytm konstan padat dan suara-suara ajaib dari gitarnya Iman yang dikawinin sama melodi bluesnya Ian. Ditambah pula desahan sexy dan lengkingan tingginya suara Cumi, yang terkesan agak fals tapi asik"
"Semua kayak nggak nyambung, tapi unik," begitu komentar Emil 'Naif'.
"Gue sendiri nggak nyangka semuanya bisa digabung. Hehe.. Pokoknya yang menyatukan kami cuma rock... Itu aja!Proses pembuatan lagu di studio cukup singkat, tapi yang lama justru proses rekamannya. Maklum, band swadaya: semuanya serba ngepas dan hasil patungan kocek masing-masing. Bahkan kami kudu ngamen beberapa kali dulu untuk membiayai rekaman. Itu pun setelah dibantu oleh beberapa teman kami yang punya studio rekaman plus operator dan kru.Keterbatasan kocek itulah yang bikin proses rekaman agak lama. Mau nggak mau harus pindah-pindah studio dan gonta-ganti operator. Karena nggak semua studio dan operator bisa disesuaikan dengan jadwal kocek kami. Hehe.. Kasian ya? Tapi justru di situ juga letak serunya main di RAKSASA. Gue berasa jadi seperti menapak tilas masa-masa susahnya ngeband di jaman dulu. O iya, bahkan Iman juga sempat beberapa kali turun tangan mengoperasikan alat rekam buat Ian dan Bonny.