Follow Us

Exclusive Interview With Scandal (Jepang)

- Selasa, 16 April 2013 | 06:55
Exclusive Interview With Scandal Jepang
Hai Online

Exclusive Interview With Scandal Jepang

Satu hari sebelum manggung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, hari Rabu (13/3) lalu, band rock alternatif yang berisikan cewek-cewek cantik asal Jepang, Scandal menyempatkan diri untuk duduk bareng HAI dan ngobrolin banyak hal. Simak potongan obrolan bersama Haruna (vokal), Mami (gitar), Tomomi (bass) dan Rina (drum) di bawah ini!

Pertama kali terbentuk, kenapa, sih, musik rock yang dipilih?

Rina: Awal mula kami terbentuk, pertamanya emang nggak mainin alat musik. Kami nggak pakai alat musik, terus kami mulai bikin lagu. Di situ mulai mainin alat musik. Nah, kami suka aja mainin musik-musik yang menurut kami keren. Terus ngeband aja. Mengalir terus.... Eh, tanpa sadar, kami ternyata jadi band rock. Hahaha....

Sejak pertama debut, hampir setiap tahun ngeluarin album. Bahkan, ada yang dua album dalam satu tahun kayak tahun 2012 lalu. Emang apa sih tujuannya? Emang ingin membuktikan kalau karya kalian banyak yang harus diperdengarkan, atau ada yang tuntutan dari label atau fans?

Rina: Pada dasarnya sih bukan tuntutan label. Emang pada dasarnya kami suka banget bikin lagu, terus kasih dengar ke orang label dan orang lain. Karena emang mereka suka, akhirnya dirilis. Jadi, pada intinya, karena kami emang suka bikin lagu aja sih, bukan tuntutan label. Makanya kami jadi segitu "rajinnya". Hehehe...

Bagaimana sih cara kalian bikin lagu? Dan biasanya lirik lagu kalian itu bercerita tentang apa?

Rina: Pada dasarnya, kami bikin lagu itu nggak ada suatu kepastian. Maksud kami, nggak ada fokus jelas kami bakalan bikin lagu tentang apa dan kayak gimana. Kalau aku, biasanya bikinnya dari keyboard. Masalah lirik juga nggak ada sesuatu yang sama di setiap lagunya. Biasanya sih Cuma dilihat dari sudut pandang kami sebagai seorang wanita, di umur yang masih remaja, kami melihat dunia itu seperti apa. Jadi kebanyakan dari sisi kewanitaan kami dan dari umur kami juga. Nggak ada kepastian gitu.

Ngomongin album sebelumnya, Queens are Trumps: Kurifuda wa Queen, gimana sih proses kreatif mereka pada saat bikin album tersebut?

Mami: Di album ini, kami lebih banyak "ah, aku ingin melakukan hal ini, melakukan hal itu", cuma nggak sampai ke bagian arrangement-nya. Biasanya emang ada orang lain juga yang arrangement baik dari segi lirik, maupun lagu. Cuma pada dasarnya, kami juga ngasih masukan kalau "nih, aku ingin ngelakuin ini, ngelakuin itu". Jadi pada dasarnya juga nggak ada beban. Album yang kemarin pembuatannya nyenengin banget, deh!

Terus di Queens are Trumps ini ada yang beda nggak, sih, sama album sebelumnya?

Mami: Perbedaannya paling dari segi "warna". Dari dulu sampai sekarang emang ada satu hal yang masih sama. Dari pertama kami nge-band, masih ada suara-suara yang menggunakan distorsi. Baik itu lagi bawain lagu lambat, cepat, rock, ballad, itu selalu ada distorsi. Perbedaannya, ya, paling dari warna atau nuansa lagu tersebut. Nggak terlalu mencolok.

Seberapa jauh, sih, kalian mengasah kemampuan dalam bermusik? Biasanya latihan berapa lama?

Editor : Hai Online

Latest