Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia selalu memperingatinya sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Rupanya, salah satu personil RAN justru lupa dengan tanggal diperingatinya Hardiknas.
"Gue sih tahu ada hari Hardiknas. Tapi sama sekali nggak inget itu tanggal berapa, dan nggak tahu juga kalau hari ini Hardiknas!" ucap Rayi.
Buat RAN, pendidikan itu sangat penting untuk pembentukan karakter masyarakat Indonesia. Dengan adanya Hardiknas, bukan berarti masyarkat harus merayakannya dengan sukacita atau bersenang-senang, melainkan sebagai hari di mana kita seharusnya berpikir untuk memperbaiki sistem dan kualitas pendidikan yang selama ini, sudah berjalan.
"Sebenarnya banyak banget tuh, yang perlu diubah dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan itu kan yang menentukan identitas bangsa, sedangkan sampai sekarang saja masih banyak yang belum berpendidikan. Masih banyak kemiskinan, bahkan anak-anak yang belum bisa mendapatkan pendidikan di sekolah," tutur Hasta.
Diakui RAN, hingga sekarang manajemen pendidikan terbilang masih berantakan. Bahkan UN pun dianggap mereka kurang tepat untuk menjadi penentuan lulus atau tidaknya seorang siswa. Ditambah lagi, adanya keterlambatan datangnya soal, atau diundurnya jadwal UN yang terjadi beberapa waktu silam.
" Gue nggak setuju banget kalau UN jadi patokan kelulusan. Siswa itu seakan-akan di train hanya untuk menghafal beberapa pelajaran saja untuk lulus. Jadinya ini, hanya sekedar terus-terusan menghafal untuk tiga hari ujian itu. Jujur aja, 90 persen pelajaran SMP dan SMA saja gue nggak inget sama sekali," cerita Rayi.
Rayi dan Hasta merasa tidak adil, jika hanya karena satu mata pelajaran yang dibawah rata-rata lalu dinyatakan tidak lulus. Toh, nggak semua siswa mampu atau baik disemua bidang. RAN punya harapan yang cukup tinggi, supaya pendidikan di Indonesia nantinya semakin berkembang, menjadi lebih baik. Tentu saja, nggak hanya adanya tindak lanjut dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, melainkan juga dari kesadaran anak-anak bangsa dalam memanfaatkan ilmu sebaik-baiknya.