["<strong> <\/strong>","<strong>HAI-Online.com <\/strong>- Usai bentuk Republik Cinta Management, frontman Dewa 19, Ahmad Dhani, kalo diperhatiin nggak sedikit mengolah kembali lagu lama milik Dewa 19 atau lagu ciptaannya.","<span style=\"font-weight: 400;\">Diolah kembali ini bisa lewat beragam bentuk, entah itu di daur ulang, di remix, atau bahkan dibawakan musisi lain.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">Contohnya, dalam album perdana Dewi Dewi yang bertajuk Recycle+, cuman ada 2 lagu orsinal, sisanya lagu Dewa 19, dan ditambah satu lagunya Queen.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">Atau contoh lainnya ada di album pertama The Rock, yang banyak berisi lagu Dewa 19 versi swing.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\"><strong>Baca Juga: <a href=\"https:\/\/hai.grid.id\/read\/073665693\/sering-dicap-arogan-ahmad-dhani-pengetahuan-musik-gua-luas-sih\">Sering Dicap Arogan, Ahmad Dhani: Pengetahuan Musik Gua Luas Sih<\/a><\/strong><\/span>","<div class=\"ads_imr2 relative my-[20px] mx-auto\">\n <div class=\"ads_wrapper\">\n <div id=\"div-Inside-MediumRectangle\" style=\"text-align: center; margin-bottom: 20px; position: relative;\">\r\n <script type='text\/javascript'>\r\n googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-Inside-MediumRectangle'); });\r\n <\/script>\r\n<\/div>\n <\/div>\n <\/div>\n \n","<div class=\"ads_popintext relative my-[20px] mx-auto\">\n <div class=\"ads_wrapper\">\n <div id=\"_popIn_recommend_word\"><\/div>\r\n<script type=\"text\/javascript\">\r\n\r\n (function() {\r\n\r\n var pa = document.createElement('script'); pa.type = 'text\/javascript'; pa.charset = \"utf-8\"; pa.async = true;\r\n\r\n pa.src = window.location.protocol + \"\/\/api.popin.cc\/searchbox\/all-grid.js\";\r\n\r\n var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(pa, s);\r\n\r\n })(); \r\n\r\n<\/script>\n <\/div>\n <\/div>\n ","<span style=\"font-weight: 400;\">Eits, tenang aja, di majalah HAI nomor 40 tahun 2007, Dhani pernah mengungapkan alasan ia melakukan hal tersebut.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Kalo gue bilang sih menghemat. Bukan mengendor. Misalnya nih, di Dewi Dewi, gue cuma bikin dua lagu baru. Di The Rock juga banyak lagu lama. Begitu juga di album repackage Dewa. Sebenarnya sih, itu dalam rangka berhemat. Bukan karena kendor,\" ujarnya.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">Ibaratnya, aksinya ini untuk menghemat pengeluaran, supaya bisa tetap hidup di masa depan.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Yang gue coba lakukan sekarang itu adalah gue nggak man boros-boros. Karena perjalanan gue masih panjang,\" imbuhnya.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">Pendekatan ini berbeda dengan di awal karier Dewa 19, di mana Dhani masih suka bikin album \"utuh\" - yang isinya lagu orisinal tanpa cover atau remix.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Gue sadar itu ya dua tahun belakangan ini. Yang buat gue sadar adalah kenyataan kalo di industri rnusik sekarang ini kita nggak perlu jualan banyak lagu,\" katanya, dengan gaya khas.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\"><strong>Baca Juga: <a href=\"https:\/\/hai.grid.id\/read\/073665598\/pas-rekaman-album-bintang-lima-ahmad-dhani-ngaku-sering-berantem-sama-once\">Pas Rekaman Album Bintang Lima, Ahmad Dhani Ngaku Sering Berantem Sama Once<\/a><\/strong><\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Menurut gue, gue terlalu boros di album Bintang Lima dan Cintailah Cinta. Karena menurut pengamatan gue, boros itu kadang-kadang nggak baik juga. Misalnya begini. Di album Cintailah Cinta sebenarnya banyak lagu yang bagus. Misalnya <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">Kosong<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Tapi jadi nggak terdengar karena ketilep sama <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">Pupus<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Akhirnya, banyak lagu gue yang tabrakan,\" terangnya.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">Selain pemborosan, fenomena \"jualan single\" ternyata udah disorot Dhani saat itu.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Lo lihat aja semua band. Kayak misalnya Matta dengan lagu <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">Ketahuan<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Yang dijual kan cuma <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">Ketahuan<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Sisanya tempelan. Nggak terlalu didengar juga. Makanya, nggak jual the <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">whole album<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Paling banter tiga lagu kuat udah cukup dimasukkan sebagai daya jual sebuah album,\" paparnya.<\/span>","<span style=\"font-weight: 400;\">\"Sedangkan kayak di Republik Cinta, banyak banget lagu yang tabrakan hingga akhirnya nggak jadi. Kayak misalnya. <\/span><em><span style=\"font-weight: 400;\">Perasaanku Tentang Perasaanku Kepadamu<\/span><\/em><span style=\"font-weight: 400;\">. Lagu itu bagus. Dan, menurut gue kalo dijadiin singel pertama pasti kuat. Tapi, karena ketiban sama singel-singel lainnya, jadi gagal total,\" pungkasnya. (*)<\/span>"]
Memuat halaman...
Editor :
Al Sobry