Follow Us

Lulus IPK Sempurna, Mahasiswa UM Surabaya Jadi Kepsek di Umur 23 Tahun

Tanya Audriatika - Rabu, 02 November 2022 | 16:52
Mahasiswa PG PAUD Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Ibnu Fari Nugroho, lulus dengan IPK sempurna dan diangkat jadi kepala sekolah.
Dok. laman UM Surabaya

Mahasiswa PG PAUD Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Ibnu Fari Nugroho, lulus dengan IPK sempurna dan diangkat jadi kepala sekolah.

HAI-Online.com - Mahasiswa PG PAUD Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Ibnu Fari Nugroho berhasil lulus dengan IPK sempurna, yakni 4.00.

Ibnu yang baru berusia 23 tahun ini juga diangkat jadi Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel Kalimantan Tengah.

Ibu mengaku kalau dirinya sempat menargetkan IPK cumlaude. Ia bahkan sering mencari inspirasi di YouTube tentang bagaimana jadi mahasiswa yang produktif dan mendapat IPK cumlaude.

“Bersyukur gue bisa mewujudkannya, tapi buat dapet IPK sempurna 4.00 gue nggak pernah terpikirkan, karena target gue cuman cumlaude waktu itu,” ujar Ibnu dilansir dari laman Kompas.com.

Tips IPK Sempurna dari Ibnu

Tips dari Ibnu yang bisa lakukan yakni menjadi mahasiswa yang aktif berdiskusi saat perkuliahan. Selain itu, mahasiswa juga harus fokus, disiplin, dan tanggung jawab.

Ibnu cerita, alasan ia memilih jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) karena panggilan hati dan kondisi lingkungan sekitar.

Baca Juga: Lulus dengan IPK 4, Berikut Kisah Mahasiswa Asal Bali Ini Kasih Kontribusi Lewat Riset

“Kebetulan setelah gue lulus tahun 2018 di depan rumah ada TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang jumlah keseluruhan siswa cuman 18. Semua gurunya belum ada yang sarjana,” ungkapnya.

Dia menambahkan, semua guru di TK tersebut adalah relawan dari PKK.

Di Kelurahan Bereng Bengkel, Kecamatan Sabangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 2018 cuman ada 3 sarjana yang lulus dari PGSD.

Semua lulusan sarjana itu memilih bekerja di kota. Sebagai pemuda yang aktif Karang Taruna dan suka dunia anak-anak, Ibnu berniat membantu mengajar selama 1 bulan saja.

“Ketika gue mau berhenti ngajar setelah 1 bulan, banyak wali murid dari 18 siswa itu meminta gue bertahan untuk mengajar anak-anak. Mereka menyebut pembelajaran yang gue berikan selalu menarik dan menyenangkan,” pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest