Sebagai penikmat musik di era digital sekarang ini, kita pasti udah nggak mau direpotkan oleh materi fisik saat mendengarkan musik yang kita suka.
Nggak cuma itu, kita pasti akan bosan dengan playlist yang ada di smartphone kita karena nggak ada waktu untuk update daftar lagu yang dipunya. Nah, untuk mendengarkan radio sendiri list yang disajikan nggak selalu memutarkan lagu dari artis-artis pujaan kita.
Untuk memudahkan semua itu, sekarang ada beberapa aplikasi yang memang udah bisa membuat playlistdengan jutaan katalog musik. Salah satunya adalah aplikasi MixRadio. MixRadio yang kita tahu belakangan ini hanya ada di platformNokia akhirnya udah bisa di-install di Google Play Store dan iOS.
Aplikasi music streaming dengan logo unik berwarna pink ini akhirnya resmi dilempar ke pengguna Android dan iOS bertepatan dengan diselenggarakannya All Thats Matters. All That Matters sendiri adalah acara tahunan seputar Asia Pasifik yang menghubungkan dunia musik, digital dan live entertainment dalam fokus menghadapi masa depan yang lebih baik. Kali ini All Thats Matters bertempat di Ritz Carlton Millenia, Singapura, dari tanggal 20-24 Mei 2015.
Men-downloadmusik memang udah cerita masa lalu. Dalam satu hingga dua tahun ke depan, tren mendengar musik pasti adalah lewat streaming. Apalagi harga ponsel Android yang semakin murah. Nah, di celah inilah MixRadio mengambil tempat dan diharapkan 97-98% penginstalMixRadioberasal dari dua platformtersebut.
Dengan katalog mencapai 25 juta lagu Indonesia dan dunia dari berbagai zaman dapat ditemukan di aplikasi MixRadio ini, tanpa ribet dan menunggu lama untuk download, disetiap lagu akan dikompres sedemikian rupa tanpa mengurangi kualitasnya. Lagu-lagu yang sudah dimasukkan dalam playlistpun dapat disimpan offlinedan diputar kapan pun, walau nggak ada jaringan internet.
"Karena ada beragam selera musik di Indonesia, kami membuka beragam layanan untuk memenuhi selera tersebut. Kami membuat playlist yang cocok bagi setiap tiap-tiap individu, berdasar budaya, negara, dan lokasi," ujar General Manager Asia MixRadio Jamie Robertson, dalam sesi diskusi Gateway to Indonesia pada hari pembukaan All That Matters.
"MixRadio juga mengajarkan kepada pendengar bahwa streaming bukan juga sesuatu yang mahal untuk menikmati musik" Ujar Jamie kembali.
Selain Jamie Robertson, sesi tersebut diisi juga oleh Board of Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) dan Managing Director Trinity Optima Production Yonathan Nugroho, Chief Operating Officer PT. Langit Data Indonesia Hang Dimas, serta Founder & Chief Executive Officer Musikator Robin Malau.
Hang Dimas menggambarkan bagaimana spesifiknya selera musik orang Indonesia yang akan sangat diuntungkan dengan teknologi baru ini. Dangdut koplo yang sangat merakyat di Jawa Timur, nggak begitu populer di Jawa Barat. Di Sumatera, musik Batak dikenal luas. Dan, menjawab pertanyaan seorang produser dari Malaysia yang kehabisan akal menembus pasar Indonesia, Sumatera adalah pasar potensial bagi musik Malaysia karena kemiripan bahasa, budaya, dan selera.
MixRadio berawal dari tahun 1999 sebagai distributor musik online Inggris bernama On Demand Distribution (OD2) yang didirikan musikus Peter Gabriel. Saat itu, distribusi musik cepat sekali berubah dan pembajakan jadi masalah utama. OD2 memasok musik untuk nama-nama besar, seperti Virgin, Microsoft, Coca-Cola, dan AOL.
Pada 2004, OD2 bergabung dengan LoudEye dan segera diakuisisi Nokia yang saat itu distributor handset terbesar dunia yang menjual lebih dari 200 juta device pada tahun 2004 saja. Di Nokia, MixRadio memulai perjalanannya sebagai layanan musik mobile pertama.