Evakuasi pengangkatan tubuh Erri Yunanto (21) dari Kawah Merapi perlu diacungi jempol. Dalam waktu dua hari, tim SAR telah dapat menemukan dan mengangkat korban, dengan mengerahkan segala daya upaya. Teknik hauling digunakan untuk angkut jasad Eri Yunanto dari kawah Merapi.
Teknik hauling digunakan karena kondisi medan yang terbilang ekstrem. "Pengangkatan tak dilakukan secara langsung, tapi melalui teknik hauling, itu karena kondisi tebing yang curam. Hal itu bisa membuat friksi atau gesekan tali dengan batuan," ungkapnya.
Hauling adalah teknik Vertical Rescue Evacuation yang dilakukan dengan cara memindahkan obyek atau korban dari posisinya ke titik atau tempat yang lebih tinggi. Proses pemindahan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi berat obyek/korban saat dilakukan penarikkan ke atas. Sistem yang biasa digunakan adalah A System, Z System dan M System. Obyek/korban dapat dinaikkan dengan atau tanpa menggunakan stretcher (tandu).
Suhu kawah yang berubah-ubah dan kondisi dinding yang rapuh menjadi permasalahan yang dihadapi tim SAR. Saat itu suhu sekitar 32 derajat pada dinding kawah dan 37 derajat pada dasar kawah. Hal itu setelah mendapatkan pengukuran dari tim yang dilakukan dengan alat Thermo Scan.
"Setelah berhasil diangkat, maka korban akan di evakuasi melalui sistem estafet. Jadi nanyi dari puncak, membawanya ke Pasar Bubrah, tim dari tempat tersebut lalu membawa ke pos dua, untuk diserahkan kepada tim dari situ ke pos I dan seterusnya sampai ke New Selo," tutur salah satu tim SAR, Irwan Santosa.