Follow Us

The Pirates! Band of Misfits, Animasi Clay Komedi Berlatar Sejarah

Rian Sidik (old) - Selasa, 23 Juli 2013 | 07:11
The Pirates! Band of Misfits Animasi Clay Komedi Berlatar Sejarah
Rian Sidik (old)

The Pirates! Band of Misfits Animasi Clay Komedi Berlatar Sejarah

Beberapa tahun belakangan ini, dunia perfilman diramaikan dengan film-film berlatar sejarah. Ada yang benar-benar mereka ulang sebuah peristiwa sejarah menjadi sebuah cerita yang serius, ada juga yang mengangkat suatu figur dan menjadikannya tokoh dalam sebuah film komedi, seperti dalam film Night At The Museum. Ada pula yang merubahnya menjadi suatu jalinan cerita misteri, yang entah memang terjadi atau hanya mitos karangan para sutradara saja, seperti Abraham Lincoln yang memburu para vampire. Ada juga film yang mengangkat sejarah menjadi suatu yang berbeda dengan tokoh-tokoh nyata yang karakternya sepenuhnya berbeda.

The Pirates! Band of Misfits adalah sebuah film animasi clay hasil kerjasama sineas Inggris dan Amerika. mereka mengangkat cerita dengan latar Inggris tahun 1823, yaitu pada masa kekuasaan Ratu Victoria. Pada masa ini pulalah, Inggris diceritakan sedang melakukan ekspansi besar-besaran untuk menyaingi kerajaan Portugis dan Spanyol. Namun usahanya tersebut terhalang oleh kehadiran para bajak laut.

Di film ini, Ratu Victoria diceritakan sebagai seorang wanita yang sangat superior, pecinta hewa langka dan sangat membenci bajak laut. Tidak hanya itu, ia juga digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam cerita tersebut. Suatu tindakan yang berani, karena pusat pemasaran film ini adalah di Inggris. Tetapi anehnya, tidak ada pelarangan bagi beredarnya film yang berjudul asli The Pirates! In An Adventure With The Scientist ini.

Tokoh nyata lain yang diceritakan di film ini adalah Charles Darwin, yang suaranya diisi oleh David Tennant, tokoh yang terkenal dengan perannya sebagai Barty Crouch Junior dalam seri Harry Potter dan juga dalam seri Doctor Who. Tokoh yang terkenal karena teori evolusinya ini secara tak sengaja menjadi sasaran para bajak laut amatiran pimpinan The Pirate Captain (Hugh Grant). Di film ini ia diceritakan sebagai seseorang yang sangat menyedihkan dan kesepian. Ia juga diceritakan sangat mencintai Ratu Victoria. Oleh karena itu, ketika ia tahu bahwa The Pirate Captain memiliki satu-satunya burung dodo yang tersisa di permukaan bumi ini, ia bersusah payah mengelabui The Pirate Captain untuk mengambil burung yang selama ini dianggap sebagai burung beo bertulang besar oleh para awak kapal.

Di lain pihak, The Pirate Captain sedang berusaha mempertahankan harga dirinya di antara para bajak laut untuk dapat memenangkan penghargaan Bajak Laut Tahun Ini, sedangkan untuk dapat memenangkan penghargaan tersebut, penilaian didasarkan pada seberapa besar imbalan yang akan diberikan oleh ratu bagi siapa saja yang dapat menangkap mereka. oleh karena itu, ketika Charles Darwin memberitahu sang kapten bahwa ia bisa jadi pemenang Penghargaan Ilmuwan Tahun Ini dari Ratu Victoria karena burung dodo-nya, ia bersemangat untuk berlayar jauh menuju London, karena siapa tahu dengan memenangkan penghargaan tersebut, ia bisa menjadi bajak laut terbaik. The Pirate With a Scarf (Martin Freeman), atau yang biasa dipanggil Number Two oleh sang kapten, memperingatkannya untuk tidak pergi ke London, karena betapa bahayanya wilayah tersebut bagi para bajak laut. Terlebih lagi ia mencium gelagat mencurigakan dari Charles Darwin.

The Pirate Captain sebagai tokoh utama dalam film ini agak kurang dalam segi komedi. Mungkin karena Hugh Grant kurang bisa mendalami ketika harus mengisi suara tokohnya, sehingga terdengar agak kurang menyatu. Justru tokoh yang paling mengibur dalam film ini adalah Charles Darwin. Ada banyak sindiran yang ditujukan kepadanya dalam film ini. Seperti teorinya mengenai evolusi kera. Di film ini ia memelihara kera yang juga ia jadikan sebagai pelayan, yang memiliki gerak-gerik sama persis dengan sang ilmuwan. Memberikan penekanan bahwa mungkin hanya Charles Darwin yang serupa dengan kera. Tetapi setiap orang bisa memberi penilaian masing-masing tentang ini.

Di samping para tokohnya, film ini berhasil menampilkan efek animasi yang bagus. Film ini bahkan akan memberi kita penjelasan tentang asal muasal garis merah putus-putus yang ditinggalkan kapal bajak laut di jalur pelayarannya di peta. Dan secara keseluruhan berhasil menampilkan sebuah cerita komedi yang segar dengan tampilan animasi dari seni clay yang memuaskan. Film berbudget 55 juta dollar ini bahkan berhasil mendapatkan keuntungan hampir tiga kali lipatnya, yaitu 121 juta dollar dan hendak dibuat sequelnya pada pertengahan tahun ini. Namun sayangnya rencana ini gagal karena film pertamanya tidak berhasil menembus box office di Amerika. wah.. sayang banget ya..

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest