Follow Us

Asal Mula Museum di Tengah Kebun

- Jumat, 22 Agustus 2014 | 14:02
Asal Mula Museum di Tengah Kebun
Hai Online

Asal Mula Museum di Tengah Kebun

Yap, dari luar negeri, Sjahrial Djalil mengembalikan barang-barang heritage Indonesia. Awalnya untuk koleksi pribadi, tapi ia merasa kalau benda-benda sejarah ini pun layak diketahui orang banyak, karena itu, sejak lama pria senja ini membuka rumah-nya (Museum di Tengah Kebun) untuk dikunjungi kalangan umum, termasuk anak muda seperti kita.

Seperti dikabarkan sebelumnya, Museum di Tengah Kebun ini memiliki setidaknya 2.841 koleksi barang-barang antic dan punya nilai sejarah, bagi Indonesia dan beberapa bagian dunia lainnya. Semua koleksi itu tersebar di 17 ruangan yang di bangunan dalam lahan seluas 700 meter persegi.

Rumah itu, merupakan rumah Sjahrial Djalil. Dulu, ia praktisi periklanan yang kaya raya. Penghasilannya itu sanggup mengumpulkan ribuan benda seni dan bersejarah dari seluruh dunia.Yang kini dipajang di rumahnya tersebut.

Untuk mendapatkan Arca, dulu ia menukarnya dengan apartemen di luar negeri, ada pula yang dibayar dengan membangun sekolah, lapangan olahraga dan uang tunai, tentu saja. Intinya, berbagai cara dia lakukan demi mengumpulkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Indonesia. Sedikit demi sedikit barang-barang mahal itu diangkutnya ke Indonesia, ke rumahnya.

Benda-benda yang sudah ada di museum itu, bahkan belum semuanya dipajang, masih ada ribuan koleksi yang belum ditata, jumlahnya bisa mencapai dua kali lipat dari barang yang sudah HAi saksikan di sana.

Semua barang-barang bernilai sejarah itu dikumpulkannya selama kurun waktu 42 tahun terakhir. Ia melakukan perjalanan keliling dunia sebanyak 26 kali. Selama perjalanan itu, ia banyak mengunjungi museum-museum di luar negeri dan merasa kecintaannya terhadap barang-barang sejarah semakin besar. Sebanyak 90 persen barang-barang sejarah ia dapatkan di Balai Lelang di berbagai kota di Eropa, Amerika, Hong Kong, dan Australia. Semua koleksi yang dimiliki bapak yang kini terbaring lemah di rumahnya itu pun total berasal dari 63 negara dan 21 provinsi di Indonesia. "Misinya Pak Sjahrial Djalil mengembalikan barang-barang heritage Indonesia yang ada di luar negeri, dan atau yang mau dibawa ke sana," ujar Mirza nggak mau melepas ke bangsa asing.

Maka, ada banyak alasan mengapa museum ini terpilih sebagai Museum Swasta Terbaik di ajang Museum Awards 2013. Alasan pertama, jelas pengunjung akan merasakan suasana yang nyaman bahkan saat pertama kali masuk melalui gerbang utama. Melewati pintu kecil dari pagar kayu tersebut, kita akan langsung melihat sebuah jalan mirip jalan setapak dengan lebar sekitar 3 meter dan panjang 60 meter. Di kanan, kiri, tengah jalan ada rumput hijau yang sudah tertata rapi, dirawat oleh 7-8 tukang kebun.

Alasan kedua, pak Sjahrial ini sebenarnya sosok yang kreatif. Begitu keterangan Mas Mirza, pengelola museum tersebut. Sejak membangun rumah, dia sendiri yang mendesain dan menentukan letak barang-barang koleksinya tersebut, tanpa runuta waktu, tanpa urutan baku dan kaku.

Maka, kita bisa melihat koleksi barang-barang mahal itu di ruang tamu, di dinding luar, di dekat pintu, di dapur, dan bahkan di sebuah toilet sekali pun.

Jangan sedih, piala Musem Terbaik pun nggak dipajang di ruangan khusus, tapi ada di dekat jendela di luar dekat samping taman.

"Pak Sjahrial tidak butuh penghargaan, dia cuma butuh apresiasi dari orang-orang Indonesia untuk menjaga sejarahnya," ucap Mas Mirza.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest