Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN)yang desain gedungnya menyerupai kepompong ini punya filosofis agar kampus UMN bisa menetaskan manusia-manusia baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Bukan sekadar mengambil filosofis makhluk alam, kepompong yang mengalami metamorfosis sempurna, gedung yang terletak di Gading Serpong Tangerang ini juga didesain dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Gedung ini sanggup menampung sekitar 5.000 mahasiswa. Meski terlihat simple dari luar, di dalamnya terdapat fasilitas gedung kampus yang memadai seperti perpustakaan, laboratorium grafis, studio tv, studio radio, studio foto, lapangan olahraga, serta dormitory bagi mahasiswa dari luar Tangerang.
Gedung perkuliahan yang baru ini diberi nama New Media Tower dengan luas bangunan ±30.000 m². "Gedung baru yang mirip kepompong ini dirancang PT Duta Cermat Mandiri, dimanfaatkan sebagai kegiatan perkuliahan, beda dengan gedung lain, gedung ini memiliki besmen dan kantin. Di lantai 2 & 3 ada ruang teater, seperti gedung bioskop dan di lantai atap ada pusat bisnis inkubator mahasiswa," ujar Sudarman Sutanto, Building Management Kampus UMN.
New Media Tower mampu menampung 5.000 mahasiswa dimana ada 12 lantai untuk kegiatan perkuliahan dengan perincian setiap lantai ada 10 ruang kuliah dengan kapasistas per ruang masing-masing 40 mahasiswa. 2 lantai di atap difungsikan sebagai pusat bisnis inkubator, dan 1 besmen untuk parkir. Gedung yang mirip kepompong ini memiliki filosofi agar kampus ini menetaskan manusia-manusia baru. Tersedia 4 lift di bangunan ini.
Bangunan gedung biru yang berada di ujung dengan fasad model kerucut dinamakan gedung Rektorat. Gedung ini dipergunakan untuk fasilitas manajemen, ruang rektorat, dosen, dan administrasi kampus. Sedangkan gedung yang panjang (gedung Multimedia) dengan luas lantai 17.000 m², digunakan sebagai kelas, perpustakaan, laboratorium komputer, studio tv, studio radio, dan studio foto.
"Kampus ini mulai berdiri 2007 dan menempati gedung sendiri mulai 2009. Nantinya ada sekitar 6 bangunan yang terkoneksi semua, saat ini baru ada 2 gedung," kata Sudarman.
Kulit Kepompong itu Bikin Efisiensi Energi
Gedung bernuansa futuristik ini memang menyerupai kepompong, tapi bukan tanfa fungsi karena gedung ini mengaplikasikan teknologi desain yang disebut passive design atau desain yang tidak membutuhkan listrik. Pada siang hari misalnya, kampus ini tidak menggunakan lampu penerangan kelas karena gedung ditutup kaca dan ditambahi double skin fasad (kulit kepompong yang ramah lingkungan) sehingga pencahayaan di dalam ruangan sudah memenuhi kebutuhan.
"Yang dimaksud model passive design ini adalah teknologi double skin tadi. Simpelnya, ada kulit tambahan yang membungkus gedung ini," ujar Andrey Andoko, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UMN, seperti dikutip dari Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Kulit yang dimaksud adalah plat-plat aluminium yang menutupi panel kaca bangunan seluas 32 ribu meter persegi itu. Keduanya dipisahkan oleh semacam balkon berjarak sekitar 80 cm.
Tujuannya untuk mengurangi terpaan panas matahari tanpa mengeliminasi cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan. Sehingga dapat menghemat konsumsi listrik dari penggunaan pendingin udara (AC) sekaligus lampu.