Lagu 'Marry on a Cross' Viral di TikTok, Ghost Rilis Versi Slowed + Reverb Biar Makin Cocok Untuk Konten!

HAI-ONLINE.COM - Setelah popularitas 'Marry on a Cross' melonjak di TikTok, Ghost merilis versi slowed + reverb dari lagu itu biar makin cocok untuk konten para pengguna TikTok.

Secara resmi, Ghost merilis versi alternatif lagu itu, yang mana aslinya dirilis pada 2019 lalu sebagai single di Seven Inches Of Satanic Panic.

Konsep baru dari lagu itu (slowed + reverb) pertama kali diposting oleh pengguna TikTok @editingtherapy, yang menggunakannya sebagai soundtrack untuk pengeditan video tentang seri terbaru dari Stranger Things.

Baca Juga: Ghost Dibilang Kurang Metal, Papa Emeritus: Baguslah Bocah-bocah 'Si Paling Metal' Nggak Dengerin Band Gue

Para fans dari Stranger Things di platform itu berbagi banyak video, dengan hashtag sebanyak lebih dari 100 miliar views.

Menyusul masuknya 'Running Up That Hill' Kate Bush dan 'Master Of Puppets' Metallica di series itu, kedua lagu itu juga mendapati popularitas yang meroket.

Nah untuk sekarang, agaknya 'Marry on the Cross' juga punya "momen Stranger Things"-nya sendiri nih, bahkan walau nggak ada dalam series itu.

Di TikTok, hashtag Marry On A Cross ada lebih dari 260 views, dan lagu itu udah dipakai untuk beberapa soundtrack berbagai macam video berbeda (beberapa bahkan dipakai buat video hewan peliharaan).

Sebagaian besar konten yang menggunakan lagu Ghost itu berfokus pada konsep menemukan keindahal dalam hal-hal yang secara stereotip "nggak konvensional", fokusnya sih ke bagian lirik "Your beauty never ever scared me".

Baca Juga: Ditanya Tentang Band yang Menginspirasi Dalam Berkarya, Vokalis Ghost: Bukan Metallica dan Iron Maiden

Sejak lonjakan pada lagu itu terjadi di TikTok, 'Marry on a Cross' udah diputer sebanyak 57 juta di Spotify, dan 4 juta di Apple Music, dan pada saat artikel Loudersound ini diterbitkan, lagu itu udah ada di nomor 33 pada chart Viral Hits Spotify.

Penggemar Ghost punya perasaan yang campur aduk tentang status viral pada lagu itu. Beberapa menjadi gatekeeper, karena takut lagu itu jadi kurang dihargai oleh mereka yang nggak punya apresiasi terhadap sejarah band itu. Sementara sebagian yang lain malah seneng-seneng aja sih mengetahui popularitas dari lagu itu akhirnya menarik lebih banyak penggemar.