Follow Us

Batalkan Akuisisi, Ini Dia 3 Alasan Kenapa Elon Musk Batal Beli Twitter!

Reinaldy Royani - Senin, 11 Juli 2022 | 13:35
3 alasan Elon Musk batal membeli Twitter
mediaproxy

3 alasan Elon Musk batal membeli Twitter

HAI-ONLINE.COM - CEO Tesla, Elon Musk mengumumkan kalo dia batal mengakuisisi Twitter!

Melalui kuasa hukumnya dalam sebuah dokumen yang dikirimkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau SEC.

Namun kenapa sih Musk nggak jadi membelinya, Ini 3 alasannya!

  1. Jumlah spam dan bot nggak jelas
Yang pertama adalah jumlah aku bot alias akun sampah dan spam di Twitter yang nggak bisa diverifikasi.

Baca Juga: Tawuran Pelajar Pecah Sampai Masuk Perumahan, Untungnya Dihentikan Warga Komplek, 17 Remaja pun Diamankan

Diketahui Musk pertama kali menawar Twitter pada 13 April 2022 kemarin, kemudian pada 26 April Twitter bilang kalo pihaknya telah menandatangani perjanjian untuk diakuisisi oleh CEO Tesla ini.

Sayangnya, bulan Mei lalu, Twitter dan Musk berselisih soal data jumlah akun bot dan spam yang beredar di media sosial ini.

Awalnya, Twitter mengeklaim bahwa total akun bot/spam yang beredar di platformnya hanya 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang bisa dimonetisasi.

Namun, menurut penelitian Musk total akun bot/spam yang beredar di media sosial berlogo burung ini sebesar 20 persen dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter,'” tulis kuasa hukum Musk melansir dari CNBC.

Baca Juga: Berkat 3 ‘Skill’ Ini, Elon Musk Sukses di Dunia Bisnis, Mahasiswa Boleh Ambil Pelajaran Nih!

  1. Saham Twitter anjlok!
Kemudian, harga saham Twitter juga mempengaruhi keputusan Musk untuk membatalkan akuisisinya. Pada haru Jumat (8/7/2022), saham Twitter ditutup pada level 36,8 US dolar dan anjlok hampir 29 persen dibanding saat perusahaan menerima tawaran Musk yaitu sebesar 51,7 US dolar.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest