HAI-Online.com – Pada Agustus lalu, Badai Henri menghantam Amerika setelah sebelumnya negara tersebut juga diterjang oleh Badai Tropis Elsa yang terjadi sepanjang Juli.
Henri, Elsa, Sandy, Jose, Grace, Katrina, Harvey, Irma, dan masih banyak lagi, adalah nama-nama badai yang menerjang negara-negara di dunia dan menimbulkan kerusakan yang nggak sedikit.
Baca Juga: Pengunjung Rela Ngantre Subway di Citos sampai Mengular dan Desakan
Badai, memang selalu dinamai dengan nama manusia. Namun ternyata ada cerita tersendiri di balik penamaan badai-badai di dunia.
Menurut para ahli meteorologi dunia, badai memang harus diberi nama yang berbeda-beda agar semua orang mudah mengingatnya dan bersiaga jika ada ancaman badai datang.
Dari beberapa nama yang ada di dunia, dipilihlah nama panggilan dari manusia. Salah satu alasannya adalah, nama manusia nggak mengenal habis dan batas. Jadi, stok nama untuk badai-badai baru yang mungkin bakal muncul di masa yang akan datang nggak akan habis.
Baca Juga: Kadang Masih Bikin Terkecoh, Inilah Tujuan Seragam Satpam Dibikin Mirip Polisi
Melansir Reader's Digest, badai pertama kali diberi sebutan dengan nama santo atau orang suci.
Alasannya, saat itu pada tahun 1876 terjadi badai yang menghantam Puerto Rico di hari perayaan orang suci. Alhasil, badai tersebut diberi nama Badai San Felipes.
Nah baru di tahun 1900-an, ahli meteorologi dari Australia menerapkan sistem baru. Yaitu menamai badai dengan nama-nama panggilan wanita.
Sistem penamaan baru ini diikuti oleh negara-negara di dunia termasuk Amerika, selama hampir 80 tahun lamanya.
Para pelaut di masa Perang Dunia II juga menamai badai yang mereka temui di laut dengan nama-nama istri dan anak perempuan mereka.