HAI-Online.com –Setelah sesorangselesai mendonorkan darahnya, biasanya merekaakan diberi makanan dan minuman oleh petugas.
Nah, dari banyak makanan dan minuman yang ada, kacang hijau dan susujadi dua sajian yangpaling seringdiberikankepada para pendonor.
Menurut DR. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, seorang dokter sekaligus ahli gizi masyarakat, bubur kacang hijau dan susu yang diberikan untuk para donor merupakan tambahan yang hanya ada di Indonesia, nggak merata di dunia atau negara lainnya.
"Sebenarnya sih itu hanya bonus karena dianggap mengeluarkan darah bisa hipotensi dan butuh asupan. Di luar negeri tidak begitu," kata Tan seperti dikutip Kompas.com pada Senin (6/9/2021).
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Susu Kacang Hijau Bakal Jadi Minuman Hits
Tan mengatakan, bubur kacang hijau dipilih karena termasuk sajian yang murah dan mudah dibuat, sedangkan susu dianggap sebagai asupan yang sehat.
"Indonesia masih erat dengan suatu kepercayaan bahwa semua yang berhubungan dengan susu itu sehat, sedangkan kacang hijau memang mudah dibuat dan murah sebagai kudapan, seperti di posyandu pun dibagikan,"ungkap Tan.
Bubur kacang hijau yang diolah dengan tambahan gula dan bahan lain dengan takaran secukupnya, menurut Tan, nggak masalah untuk dijadikan hidangan setelah donor darah. Selama yang disajikan bukanlah bubur kacang hijau kemasan yang termasuk produk ultra proses.
Tan menganjurkan untuk menghindari gula rafinasi dalam pembuatan bubur kacang hijau, sebaiknya menggunakan gula merah secukupnya.
Sayangnya untuk susu, Tan mengatakan bahwa beberapa produkminuman jenis tersebut termasuk kategori produk ultra proses. Produk ultra proses sendiri merupakan produk kemasan yang diolah dengan berbagai tambahan food additives, seperti gula, lemak, dan penguat rasa.
Jenis susu yang sebenarnya disarankan oleh Tan untuk dikonsumsi setelah donasi darah adalah pasteurised milk.
Tan menyatakan lebih merekomendasikan pemberian kacang hijau dan telur rebus ketimbang susu. Pasalnya, kacang hijau dan telur rebus merupakan produk lokal. Selain itu, sejumlah masyarakat Indonesia alergi terhadap susu. (*)