HAI-ONLINE.COM-Kali ini HAI Demos kedatangan band yang nggak jelas asal usulnya dari mana, Erya. Para personelnya belum pernahketemu di dunia nyata, bahkan terpisah provinsi dan pulau. Tetapi passion dan kecintaan keduanya terhadap musik dan meme mempertemukan dua sejawat ini lewat Internet. Lebih uniknya lagi, nama Erya ternyata berasal abreviasi dari nama dua personel, Erixon Sihite (Drum, Vocal & Synth) dan Arya Akbara (Guitar, Bass & Vocal).
Dilansir dari press release band, Erya terbentuk karena rasa jemu yang meradang semenjak akhir Maret 2020, saat gelombang pertama Covid-19 memaksa tiap personilnya bekerja di rumah, sehingga menjadi sebuah landasan gagasan untuk membuat sebuah proyek musik. Keduanya kemudian berkolaborasi menggunakan teknologi dan merekam materi-materi yang ada dengan konsep virtual office yang berbasis di Jakarta - Tangerang dan Pangkalan Bun - Surabaya.
Memainkan musik keras yang sarat distorsi dan penuh filosofi, Erixon menuturkan, "Ada banyak tema yang bisa kita ambil dari kehidupan, karena perjalanannya cukup panjang dan pembelajarannya tidak akan pernah ada habisnya. Bertanya tentang kasih kepada sesama dan kepada sang pencipta, serta melihatnya dari sisi pertanyaan skeptis, penderitaan dan keputusasaan; cukup menjadi topik yang menarik pada lagu Korosi. Karenanya, tema inipun akhirnya kami ambil, untuk dikembangkan dan dikaryakan."
Baca Juga: HAI DEMOS: Pukar, Black Metal, Crust Punk, Hingga Rock N Roll Jadi Satu
Jika diperhatikan pada bio Instagram band, Erya mendeskripsikan profil bandnya sebagai "A heavy metal & meme project" yang menegaskan kalo Erya sangatlah menghargai keberadaan dan pengaruh meme pada dunia maya terhadap proses terbentuknya band ini. Selain itu, diketahui kalo ternyata kedua personel Erya adalah nama yang sudah tidak asing di scene music keras di Indonesia.
Erixon tergabung bersama March dan Resistensi sementara Arya adalah salah satu motor dari unit thrash metal asal Surabaya, Headcrusher dan memiliki proyek solo bernama Methiums. Maka dari itu nggak heran kalo lo bakal nemuin pilihan riff dan beat yang bervariatif pada Erya.Alunan Melodic Death Metal kental kerasa banget di Intro lagu Korosi.
Meskipun, kalo lo dengerin riff gitar dan gaya vokal Arya secara keseluruhan di lagu Korosi, lo akan sepintas diingatkan pada Lamb of God di era Ashes of the Wake. Namun ketukan drum ganjil dan vokal latar yang diberikan oleh Erixon sangat memberikan kesan kebaharuan pada Erya, di tengah lagu juga bakal ada part yang bisa lo buat sing along.
Pada 3 Oktober 2020 lalu, "Korosi", dipilih sebagai single debut dari Erya yang dirilis di berbagai layanan music streaming. Single yang mengkisahkan tentang "4 jenis kasih: "Storge, Eros, Phileo dan Agape" menjadi tema sentris di lagu ini. Di bulan November, “Supremasi Kuasa” menyusul sebagai single kedua dari band LDR-an ini.
Dalam rilisan ini, Erixon dan Arya secara mandiri bertindak sebagai player, composer, engineer hingga art-director. Dimana untuk proses mixing dan mastering ditangani oleh Arya, sedangkan untuk artwotk dan lyric video ditangani oleh Erixon. Sungguh bener-bener band yang mandiri dan berdikari.
Penulis: Mohammad Farras Fauzi