Follow Us

Cerita Penambang Belerang Kawah Ijen Banyuwangi Beralih Jadi Ojek Troli Wisatawan

Annisa Putri Salsabila - Jumat, 01 Januari 2021 | 11:32
Para ojek troli wisatawan saat mengantarkan tamu naik ke puncak kawah ijen.
(BAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM)

Para ojek troli wisatawan saat mengantarkan tamu naik ke puncak kawah ijen.

HAI-Online.com- Mendaki ke puncak kawah ijen dari pos penjaga bisa ditempuh dengan dua cara: jalan kaki atau menggunakan jasa ojek troli.

Kalo kamu milih yang terakhir, ada biayanya, yaitu kisaran antara Rp 500.000-Rp 700.000. Troli tersebut merupakan alat angkut dengan roda dua di bagian belakang. Bila mendaki, butuh empat orang untuk mengangkut wisatawan.Satu orang di belakang bertugas mendorong, tiga orang di bagian depan untuk menarik. Troli tersebut akan mengangkut wisatawan sejauh 3,4 kilometer dengan menembus jalan tanjakan.

Kalo pas mendaki, para ojek troli udah rame nawarin jasa mereka ke wisatawan. Mereka nggak pernah menyerah untuk wisatawan supaya naik troli.

Baca Juga: M. Shadows Ungkap Sebab Album Baru Avenged Sevenfold Batal Dirilis di 2020

“Ayo mas naik troli, Rp 700.000 sampai puncak,” kata Mulyadi (42), salah satu tukang ojek troli pada Kompas.com Minggu (27/12/2020) lalu.Mulyadi bersama tukang ojek troli lainnya terus mengikuti langkah wisatawan naik ke puncak kawah ijen. Mereka berharap ada wisatawan yang menggunakan jasa mereka di tengah perjalanan.

Jumlah ojek troli di kawah ijen mencapai sekitar 100 orang. Namun nggak semuanya beroperasi secara bersamaan.

"Troli ini buat sendiri, agar bisa beroperasi harus ijin pada petugas,” tambah pria asal Desa Telemung Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi itu.Mulyadi awalnya seorang penambang belerang di kawah Ijen mulai tahun 2006. Namun, sejak troli diperbolehkan, dia memilih sebagai ojek troli wisatawan.

Baca Juga: Cara Aman Bikin BestNine 2020 di Instagram, Selamatkan Email Setelah Membuatnya Ya!

“Belerang sudah tidak memadai untuk dikerjakan bersama-sama,” aku dia. Setiap hari Sabtu dan Minggu, Mulyadi selalu naik ke puncak kawah ijen mengadu nasib. Menawarkan jasa angkut pada wisatawan.Kalo nggak dapet penumpang, maka hanya mendapat rasa lelah. Karena sudah sampai di puncak ijen dan turun kembali tanpa mendapat penghasilan.

“Tergantung rejeki, belum tentu setiap naik dapat penumpang,” ujar dia. Namun, karena sudah nggak punya pilihan pekerjaan lain. Mulyadi tetap bersemangat menawarkan jasa ojek troli. Begitu juga dengan Junaidi, Warga Desa Kalipuro yang juga beralih dari penambang belerang menjadi tukang ojek troli wisatawan. “

"Pilih ojek troli wisatawan biar lebih ringan, karena kalau nambang agak berat,” tutur dia.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Penambang Belerang Kawah Ijen Beralih Jadi Ojek Troli Wisatawan"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest