Dihubungi terpisah, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo, mengatakan, tantangan pembukaan sekolah nggak hanya terkait penegakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
Terpenting, pengawasan siswa saat di perjalanan yaitu berangkat dan pulang sekolah.
"Padahal, di luaran risiko penularan masih tinggi?" kata dia. Dia juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang nggak konsisten dan nggak berbasis pada kesehatan masyarakat.
"Seharusnya pertimbangan pengaktifan kegiatan apa pun yang memungkinkan kontak antar warga, termasuk siswa sekolah, didasarkan atas kondisi epidemiologi yang menunjukkan tingkat risiko penularan Covid-19 di suatu wilayah," ujar Windhu.
Hal yang sama disampaikan pengamat pendidikan Doni Koesoema. Ia mengatakan, kalo salah langkah maka ada risiko peningkatan kasus.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jadi Juri Indonesia's Next Top Model, 3 Fesyen Khas Podcaster Ini Jadi Sorotan
Menurut dia, pemda harus memiliki data-data objektif tentang kasus dan kesiapan daerah. Tekanan orangtua nggak bisa menjadi alasan membuka sekolah jika suatu daerah belum aman. (*)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ini Tantangannya jika Sekolah Kembali Terapkan Pembelajaran Tatap Muka"