Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Covid-19 Berubah Jadi Sindemi, Epidemiolog Beri Penjelasan!

Al Sobry - Sabtu, 14 November 2020 | 14:12
Covid-19 Berubah Jadi Sindemi, Epidemiolog Beri Penjelasan!
SBH

Covid-19 Berubah Jadi Sindemi, Epidemiolog Beri Penjelasan!

Nah, kedua elemen ini saling berinteraksi dalam konteks ketimpangan sosial yang mendalam.

Mengingat pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada awal tahun 2020, yang mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 dialami secara tidak proporsional pada kelompok masyarakat paling rentan.

Di antaranya orang yang hidup dalam kemiskinan, pekerja miskin, perempuan dan anak-anak, serta penyandang disabilitas dan kelompok marjinal lainnya.

Sindemi bukanlah istilah baru dan telah muncul sekitar tahun 1990-an yang diciptakan oleh antropolog medis asal Amerika Serikat, Merill Singer.

Epidemiologdari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengutip hal serupa untuk menjelaskan apa itu sindemi.

"Sindemi adalahkumpulan atau kejadian dari dua atau lebih epidemi secara bersamaan atau berurutan atau bisa juga suatu kejadian kelompok penyakit dalam suatu populasi dengan interaksi biologis, yang memperburuk prognosis dan beban penyakit yang sudah ada," kata Dicky saat dihubungiKompas.com, Jumat (13/11/2020).

Menurutnya, sindemi melibatkan banyak faktor yang ada di suatu negara, sehingga tidak bisa disamakan dengan negara lain.

Ilustrasi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19

Ilustrasi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19

"Kalau negara seperti Selandia Baru atau Australia, yang penyakit lainnya cenderung terkendali, maka sinergitas itu tidak terpenuhi," kata Dicky.

Namun, Dicky mengungkapkan bahwa kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah tepat untuk disebut sebagai sindemi.

"Kalau Indonesia sudah pas. Misal sindemi Covid-19 pada anak. Infeksi Covid-19 pada anak di Indonesia memang secara angka belum terlalu kelihatan, karena rendahnya cakupan tes pada anak," ujar Dicky.

"Tapi kalau dibandingkan dengan negara lain kita salah satu yang paling tinggi. Nah, kalau kita lihat dari aspek sindemi, angka infeksi Covid-19 pada anak di Indonesia itu tinggi karena cakupan imunisasi bisa jadi pada masa pandemi ini menurun," imbuhnya.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x