HAI-ONLINE.COM - Sadar ataupun nggak, saat ini berbagai profesi baru mulai bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Coba perhatiin deh, banyak banget industri serta pekerjaan yang belum ada 10 tahun yang lalu, tapi sekarang tengah diminati bahkan sangat dicari oleh berbagai perusahaan terutama yang berbasis teknologi. Salah satu profesi yang sedang naik daun adalah Pelatih Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) Trainer. Ada yang pernah belanja di ecommerce, terus disambut sama chatbot? Tapi nggak sadar kalo sebenarnya itu bot yang ngobrol sama kita karena berasa kayak ngobrol sama manusia?Nah, chatbot dan bot-bot lain, sebenarnya ada "pelatihnya". Para bot tersebut dilatih agar dapat tetap relevan.
Baca Juga: Rapper Keturunan Indonesia, Swerte Gaet Saykoji di Single Baru 'Esso'Oleh karena itu, nggak heran kalo di perusahaan yang menggunakan bot, biasanya punya tim khusus AI Trainer, yang tugas utamanya adalah melatih teknologi AI agar chatbot dapat menjawab berbagai pertanyaan, permintaan dan kebutuhan konsumen dengan tingkat akurasi dan kecepatan yang tinggi, namun tetap memiliki sentuhan ‘manusiawi’. “Di Lazada, profesi AI Trainer benar-benar jadi bagian penting dari operasional kami. Performa AI dalam layanan konsumen diukur dari tingkat penyelesaian masalah atau Chatbot Resolve Rate (CRR), dimana saat iniChatbot Resolve Rate Lazada cukup tinggi, lebih tinggi dari angka rata-rata di industri,” kata Ferry Kusnowo, Chief Customer Officer Lazada Indonesia.Peran penting ini mendorong tim AI Trainer di Lazada untuk memiliki kemampuan jadi pencari solusi yang strategis, pemahaman yang baik akan proses pembelian baik dari sisi konsumen dan seller, juga pemahaman tentang produk-produk yang ada di Lazada.Apa itu AI Trainer dan apa saja tugasnya? Yuk mari kita simak!
Felix Yuwono, Head of Artificial Intelligence (AI), Lazada Indonesia mengungkapkan pentingnya peran AI Trainer serta keahlian apa saja yang dibutuhkan untuk jadi seorang AI Trainer. “Di industri yang serba digital seperti sekarang, banyak sekali pintu yang terbuka untuk berbagai profesi baru termasuk AI Trainer, yang bertugas melatih kecerdasan buatan agar dapat optimal dalam melakukan tugasnya. Teknologi AI Lazada dikembangkan untuk dapat memahami pertanyaan konsumen dan memberikan respon jawaban yang cepat dan tepat,” paparnya.“Peran AI Trainer jadi penting karena harus dapat membentuk karakter kecerdasan buatan agar dapat memahami berbagai ragam gaya bahasa yang digunakan dan membantu memahami pertanyaan konsumen yang berbeda-beda termasuk pengenalan gaya bahasa, bahasa daerah, bahasa sehari-hari, dan singkatan-singkatan ala jaman now. Setiap hari seorang AI Trainer bertugas menganalisa jawaban yang diberikan dan ‘mengajari’ Chatbot untuk mengenali bahasa yang beragam dan memberikan jawaban yang solutif dengan bahasa yang mudah dipahami,” ujar Felix.Seorang AI Trainer nggak melulu harus canggih dalam membuat program komputer, tapi juga harus memiliki kemampuan analisa dan kreativitas untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang kompleks. AI Trainer perlu benar-benar memahami apa yang ditanyakan dan apa yang jadi masalah bagi konsumen, mengecek data, memberikan solusi terbaik, melatih chatbot, mengimplementasikan solusi tersebut, dan melihat apakah solusi tersebut berdampak bagi konsumen atau nggak.
AI Trainer juga harus dapat mengamati tren terkini dan kekinian, mengenali perubahan gaya bahasa termasuk gaya percakapan dan istilah slang terkini, serta memperbaharui program AI sesuai dinamika yang ada.Dengan berbagai keahlian serta pengetahuan baru yang didapatkan dalam menjalani proses pengembangan chatbot ini, mereka pun dapat memperdalam spesialisasi mereka di bidang AI. “Jadi bagian dari tim AI mendorong saya dan tim untuk terus memahami, mencermati, dan mempelajari, apa yang jadi kendala bagi konsumen dan bagaimana memberikan solusi yang terbaik. Seiring teknologi kita yang terus berkembang dan bergerak maju, sumber daya manusia pun juga harus bisa mengikuti berbagai inovasi digital yang terkini. Chatbot memang nggak akan pernah menggantikan manusia, namun dapat membantu menjawab pertanyaan yang repetitif. Ketika chatbot harus memecahkan masalah yang kompleks, saat itulah kreativitas dan pemikiran analitis seorang AI Trainer dalam melatih dan mempersiapkan chatbot memainkan peran yang sangat penting. Generasi muda Indonesia yang tertarik menekuni dunia digital, bisa menggali profesi AI Trainer lebih lanjut, tentu dengan menjaga pemahaman bahwa sisi humanis, serta kemampuan problem solving dengan kreativitas dan kemampuan analisa kita tetap diperlukan dalam profesi ini seperti halnya profesi lainnya,” tutup Felix.