HAI-Online.com-Setiap 2 April, dunia memeringati hari kesadaran autisme sedunia atauWorld Autism Awareness Day.Tujuannya tidak lain agar kita semua menerima dengan sadar keberadaan semua individu termasuk mereka yang spesial.
Nah, seringnya juga kita mendengar kalimat "no body's perfect", mengingatkan kita lagi sebagai manusia bahwa memang kita sesungguhnya diciptakan dalam kondisi lemah dan tak sempurna, makanya kita dipertemukan dengan orang-orang yang berbeda agar saling melengkapi, menyempurnakan dan mengingatkan satu sama lain.
Peringatan World Autisme Awareness Day mempunyai tujuan baik, yaitu melalukanpencerdasan kepada masyarakat agar memahami tentang autis itu sendiri, bahwa kata ‘autis’ tidaklah pantas digunakan sebagai bahan ejekan karena hal tersebut termasuk perilaku yang tidak etis.
Autisme menurutAutisme.or.idmerupaka n kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas (penurunan sifat genetik) dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak dini
Contohnya ketika bayi masih berusia 6 bulan, kelainan ini kadang ditandai dengan kesulitan bayi dalam berinteraksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal serta perilaku repetitif.
Jika disimpulkan, autisme hanyalah keterlambatan perkembangan, hal itu bukanlah menjadi suatu hal yang harus dihindari bahkan dijauhi.
Autisme jugabukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.
Baca Juga: Siswa SMA di Bogor Coba Bunuh Diri dengan Lompat dari Jembatan, Penyebabnya Depresi Ayah Meninggal
Dilansir dari laman Wikipedia, autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD).
Setelah terdeteksi, autisme dapat dipulihkan melalui terapi dan pengobatan yang tepat secara rutin berangsur-angsur.
Bahkan saat keterlambatan itu sampai ke usia anak-anak dan dewasa sekalipun, mereka tetap manusia yang sama denga kita yang tak sempurna. Mereka tetap teman kita, terimalah selayaknya kita menerima teman dengan kemampuan berbeda.
Semoga, peringatan ini membuat kita mencapai keadilan untuk semua. (*)