HAI-ONLINE.COM - Budaya mendownload lagu berakhir pelan-pelan. Semuanya beralih ke streaming music. Kalo dulu bikin mixtape pake CD atau kaset, kini berubah jadi playlist.
Emang, salah satu faktor utama yang bikin streaming musik itu lebih digemari adalah karena mereka menyediakan playlist-playlist dengan tema-tema tertentu, yang bisa saja sesuai dengan suasana hati atau peristiwa tertentu yang dialami penikmat musik.
Setuju dong, kalau musik itu asik untuk jadi soundtrack hidup? Nah, karena itulah kalau ada orang yang milih-milihin lagu menjadi sebuah playlist, akan mempermudah kita mencari soundtrack yang pas.
Makanya, profesi yang seperti dilakoni Rastiaka Hestaviyasa ini akan dibutuhkan di industri musik.
Baca Juga: Restoran KFC Prasmanan Dibuka di Jepang, Mulai Rp62 Ribu Bisa Makan Sepuasnya
“Kerjaan utama playlist editor adalah mengkurasi lagu-lagu. Lalu membuatnya menjadi playlist yang asik dan disukai pendengar aplikasi streaming,” kata cowok yang akrab disapa Atha ini.
Kini, Atha bukan sekedar playlist editor, ia menjabat posisi Content Manager di Melon Indonesia. Dirinya yang ngurusin Langit Musik, Indihome Music, Smart Music dan DIGIDUT. Sebelumnya ia pernah jadi Music Manager di MixRadio.
Tentu, seorang playlist editor akan berhadapan dengan banyak banget lagu. Bayangin aja, jutaan yang dimiliki hasil kerjasama dengan label-label rekaman dan agregator musik.
“Kami mikirin tuh, gimana caranya memaksimalkan jutaan lagu untuk dibuat jadi playlist. Pokoknya, headset selalu nempel nih seharian,” papar cowok yang sebelumnya lama bekerja sebagai wartawan musik ini.
Baca Juga: Mau Nonton Slipknot & Hammersonic 2020 Gratis? 5 Cara Ini Bisa Lo Coba
Playlist yang dibuat dengan mengategorikan berdasarkan genre musiknya, atau berdasarkan tema tertentu. Karena itulah, seorang playlist editor juga kudu peka sama isu dan tren.
Playlist yang dibuat sering menyesuaikan dengan momen tertentu. Contohnya seperti tragedi bom atau meninggalnya musisi.