HAI-Online.com -Sempat meredup dan menghilang, genre bernuansakan kota di Jepang pada tahun 1970 dan 1980'an, City Pop kembali menjadi primadona dan diganderungi para penikmat musik sejak tahun 2010 lalu.
Seperti yang dilansir HAI dari The Japan Times, City Pop sendiri sebenarnya merupakan istilah untuk menggambarkan gaya musik baru di Jepang yang munculpada sekitar tahun 70 hingga 80'an, di mana bagian dalamnya terpapar pengaruh dari barat.
Dulunya, City Pop menjadi idola di Jepang karena lagu-lagu dengan genre ini sebagian besar memiliki hubungan dengan kehidupan perkotaan dan kemewahan sehari-hari yang ada pada wilayah metropolitan di sana.
Selain itu, genre musik satu ini lebih sering diperuntukkan bagi orang-orang yang lebih dewasa dari para pendengar J-Pop, yang mana sentuhankontemporer pada bagiandalamnya melebihi genre-genre musik seperti Enka ataupun Kayoukyoku.
Baca Juga: 10 Lagu Populer yang Aman dan Berbahaya untuk Didengar Saat Nyetir
Dilansir dari Rate Your Music, City Pop sendiri mulai dikenal oleh masyarakat Jepang lewat grup band Happy End pada pertengahan tahun 70'an, di mana mereka menyatukan elemen-elemen Folk, Pop Rock, Jazz, hinggaKayoukyoku menjadi satu kesatuan.
Setelah Happy End, munculah nama-nama seperti Tin Pan Alley dan Sugar Babe, yang menyajikan lirik-lirik romantis tentang kehidupan perkotaan dalam lagu mereka, ditambah dengan sentuhan musik Funk dan juga Disco.
Pada akhir tahun 70'an dan awal 80'an, giliran Yellow Magic Orchestra yang mempopulerkan City Pop dengan sentuhan musik Synthpop dan Techno Kayo,apalagi pada tahun tersebut alat musik synthesizers tengah booming-boomingnya.
Hingga pada tahun 1990, popularitas City Pop mulai menurun naiknya harga aset di Jepang dan Shibuya-kei, sebelum akhirnya kembali populer pada tahun 2010 berkat musisi seperti Especia dan Hitomitoi, serta mulai kuat dan luasnya jangkauan internet. (*)