HAI-Online.com - Seorang mahasiswa baru Politeknik Negeri Kupang, Ardo Iki harus meregang nyawa setelah secara nggak sengaja terjun dari lantai tiga sekolah tinggi yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.
Menurut keterangan AKP Didik Kurnianto selaku Kapolsek Kelapa Lima, kejadian ini bermula saat Ardo berjalan naik menuju lantai tiga gedung Teknik Mesin PNK.
Sesampainya di lantai tiga, mahasiswa berusia 18 tahun itu membuka pintu yang dikira sebagai pintu kamar mandi, sebelum akhirnya jatuh hingga lantai dasar gedung karena terperosok dalam lubang pembuangan dengan ukuran cukup besar.
"Ardo ini tewas, setelah terjatuh dari lantai tiga gedung Teknik Mesin," ungkap AKP Didik seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.
Baca Juga: Pria Ini Bisa Hasilkan Rp 14 Juta Per Minggu dari Trotoar Jalan Cuma Bermodal Pinset
AKP Didik menjelaskan, sesampainya di lantai dasar gedung, Ardo sebenarnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kartini untuk diberikan perawatan lebih lanjut oleh tim medis.
Namun sayang, kondisi Ardo nggak kunjung membaik setelah mendapatkan perawatan dari pihak rumah sakit, bahkan semakin kritis, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter yang menanganinya.
Sementara itu, Kabag Umum dan Keuangan Politeknik Negeri Kupang, Dara membenarkan soal adanya musibah tersebut, di mana korban diduga nggak tahu bahwa toilet maut itu merupakan kamar mandi yang belum selesai dikerjakan.
"Diduga korban tidak tahu kondisi di dalam ruangan itu, sehingga saat membuka pintu kamar mandi (toilet), korban langsung jatuh," terang Dara seperti yang dikutip HAI dari Pos Kupang.
Lebih lanjut, Dara mengungkapkan bahwa kamar mandi tak berlantai itu sudah ada sejak gedung tersebut dibangn 10 tahun lalu, namun hingga saat ini nggak ada larangan yang dipasang untuk membukanya.
"Dulunya pintu kamar mandi itu dikunci, tapi sudah dirusak, tidak tahu siapa yang rusak," tutup Dara.
Semoga dengan adanya kasus ini pihak Politeknik Negeri Kupang segera melakukan pembenahan supaya kejadian serupa nggak terulang kembali ke depannya. (*)