Follow Us

Solusi untuk Sampah Plastik di Indonesia! Mahasiswa UGM Bikin Alat Pengubah Sampah Plastik Jadi BBM

Bayu Galih Permana - Jumat, 02 Agustus 2019 | 12:57
Alat pengubah sampah plastik jadi bahan bakar ciptaan Affan
VINO - HUMAS UGM/IKA

Alat pengubah sampah plastik jadi bahan bakar ciptaan Affan

HAI-Online.com - Nggak bisa dipungkiri, jumlah sampah plastik yang ada di dunia semakin hari terus bertambah karena tingginya tingkat penggunaan ataupun kebutuhan masyarakat terhadap bahan satu ini, begitu pula di Indonesia.

Seolah menjadi jawaban atas masalah tersebut, salah satu seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yanditya Affan Almada berhasil mengembangkan sebuah alat yang bisa mengubah limbah anorganik seperti sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bio oil dan biogas.

Seperti yang dilansir HAI dari situs resmi UGM, alat ciptaan mahasiswa D3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi tersebut mampu mengubah sampah anorganik menjadi bahan bakar lewat proses pirolosis, di mana plastik dipanaskan tanpa oksigen pada suhu tertentu serta teknik destilasi.

“Kami mengembangkan teknologi yang mampu mengubah sampah anorganik seperti plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis,” terang Affan dalam keterangannya pada sesi konferensi pers di Gedung Pusat UGM, Rabu (31/7) lalu.

Alat pengubah sampah plastik jadi bahan bakar ciptaan Affan
VINO - HUMAS UGM/IKA

Alat pengubah sampah plastik jadi bahan bakar ciptaan Affan

Baca Juga: Meski Pegulat Aktif di WWE, Roman Reigns Tetap Butuh Stuntman Saat Syuting Fast & Furious: Hobbs and Shaw

Dalam penjelasannya, Affan menyebutkan bahwa alat bernama AL-Production ini dikembangkan dari peralatan berupa pipa yang terhubung dengan tabung kedap udara bertekanan tinggi dan berbahan stainless steel.

Sedangkan untuk sumber energi, Affan memanfaatkan aliran listrik sebagai pemanas karena api dianggap kurang bagus mengingat temperaturnya yang nggak bisa dikontrol.

“Awalnya kami kembangkan dengan menggunakan sumber energi api, tapi hasilnya kurang bagus karena suhu yang dihasilkan tidak bisa dikontrol. Lalu kita ubah dengan energi listrik dan hasilnya lebih optimal,” tambahnya.

Cara kerja alat ini pun terbilang sederhana, yaitu sampah plastik dimasukkan ke dalam tabung, sebelum akhirnya dipanaskan pada suhu mencapai 450 hingga 550 derajat celcius dan berubah menjadi tetesan-tetesan minyak usai melewati jalur pendinginan.

“Awalnya kami kembangkan dengan menggunakan sumber energi api, tapi hasilnya kurang bagus karena suhu yang dihasilkan tidak bisa dikontrol. Lalu kita ubah dengan energi listrik dan hasilnya lebih optimal,” terang Affan lebih lanjut.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest