Follow Us

Ada Masanya Ketika Godfather of Broken Heart, Lord Didi Kempot Bikin Kesel Penikmat Musik

Alvin Bahar - Sabtu, 22 Juni 2019 | 10:30
Didi Kempot
Kompas.id

Didi Kempot

HAI-ONLINE.COM - Beberapa hari belakangan, nama Didi Kempot rame diomongin. Uniknya, yang ngomongin doi adalah para anak muda. Mereka menilai lagu-lagu Didi Kempot sebenernya sangat “emo”, sehingga doi layak dapet julukan The Godfather of Broken Heart.Emang sih, lagu-lagu Lord Didi Kempot sangat menyayat hati kalo lo ngerti. Coba aja dengerin Suket Teki yang pernah dibawain Via Vallen juga. Liriknya tentang orang patah hati gara-gara dikhianati.Sanjungan untuk Lord Didi Kempot berbanding terbalik kalo dibandingin dengan tahun 2005. Saat itu, banyak penikmat musik yang kesel sama penyanyi yang disebut mirip Bruno Mars tersebut.Pada masa itu, lagu yang beredar sepanjang tahun adalah Ada Apa Denganmu? milik Peterpan. Lagu yang terserak di album Bintang di Surga tersebut emang dahsyat. Nggak heran kalo lagu tersebut mendorong penjualan album hinnga 2.7 keping.Spektakuler sih, tapi ya lama-lama membosankan. Bete juga denger lagu tersebut di mana-mana. Pengamen bus, pengamen jalanan, mal, kafe, sampe TV dan radio rajin banget muterin tuh lagu. Paling yang nggak bete cuma fans Peterpan doang.

Baca Juga: Punya Harta Ratusan Triliun Rupiah, Anak Bungsu Bos PT Djarum Pilih Hidup Hemat dan Sederhana

Kaset Ono Opo (bukalapak)

Kaset Ono Opo (bukalapak)

Eh, saat lagi kesel-keselnya karena lagu tersebut over exposed, Didi Kempot bikin blunder (atau ikut arus lebih tepatnya). Doi menyanyikan ulang lagu Ada Apa Denganmu? dengan versi campur sari tepatnya.Judulnya: Ono Opo dan dibawain dalam bahasa Jawa.Saat itu, cover tersebut bukan hal baru sih. Udah banyak single ngetop dinyanyiin dalam bahasa lain oleh penyanyi-penyanyi daerah.Masalahnya, lagu tersebut udah keseringan kedengeran. Paling yang denger cuma senyum-senyum kecut. Terutama di bagian reffrain yang berbunyi, “Ono ope awakmu…”Lagu Ono Opo HAI nilai jadi lagu tercupu 2005 lalu. Kalo didengerin sekarang sih, mungkin nggak se-ngeselin pada 2005 lalu ya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest