HAI-Online.com - Masyarakat seluruh dunia baru saja dikejutkan dengan aksi teror berupa serangan bom yang berlangsung pada sejumlah wilayah di Sri Lanka pada Minggu kemarin (21/4).
Hingga kini, ledakan bom yang terjadi pada sejumlah gereja maupun hotel di daerah Colombo, Negombo, Batticaloa, Dehiwala, dan juga Demtagoda tersebut diketahui menewaskan sebanyak 207 jiwa, dan menyebabkan 450 orang mengalami luka-luka.
Menanggapi aksi teror yang terjadi, Kepala Kepolisian Sri Lanka mengaku bahwa pemerintah sebenarnya sudah mendapatkan peringatan dari 'badan intelijen asing' sepuluh hari sebelum peristiwa pengeboman itu terjadi, atau tepatnya pada 11 April lalu.
Dalam peringatan yang diberikan oleh 'badan intelijen asing' tersebut, disebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri tengah merencanakan untuk melancarkan serangan ke sejumlah gereja-gereja terkemuka di Sri Lanka.
Baca Juga : Lolos dari Teror Bom di Sri Lanka, Shanty: Kami Sangat Beruntung, Tuhan Melindungi Keluarga Kami
"Sebuah badan intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melakukan serangan bom bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka," terangnya seperti yang dikutip HAI dari The Telegraph.
Sementara itu, Menteri Telekomunikasi Sri Lanka, Harin Fernando sangat menyayangkan mengapa peringatan dari 'badan intelijen asing' nggak diproses, dan memintah pemerintah untuk segera mengambil tindakan serius.
"Beberapa petugas intelijen mengetahui (rencana) kejadian ini. Tindakan serius harus segera diambil mengapa peringatan seperti ini bisa tidak diproses," tulis Fernando melalui akun Twitter.
Some intelligence officers were aware of this incidence. Therefore there was a delay in action. What my father heard was also from an intelligence officer. Serious action need to be taken as to why this warning was ignored. I was in Badulla last night pic.twitter.com/ssJyItJF1xKita doakan aja sob semoga kejadian teror nggak kembali terulang ke depannya, dan korban tewas diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. #PrayForSrilanka (*)— Harin Fernando (@fernandoharin) 21 April 2019