HAI-ONLINE.COM - Seluruh Umat Hindu akan menjalani Tapa Brata Penyepian pada Kamis (7/3) besok. Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, bilang kalo secara filosofi Nyepi adalah proses pergantian tahun Caka. Dari tahun lama ke tahun yang baru, dari kehidupan ‘lama’ menuju kehidupan ‘baru’.
“Nyepi asal katanya sepi atau hening. Mengajarkan kita mengutamakan hidup dalam suasana damai yang hening dan harmonis”, kata Sudiana seperti dikutip dari Kompas.com.
Saat menjalani Nyepi, umat Hindu juga memiliki empat pantangan yang nggak boleh dilanggar. Empat hal ini biasa disebut dengan Catur (Brata) Penyepian, yakni:
Amati Geni (Nggak boleh menyalakan api)
Dalam kepercayaan Hindu, api adalah simbol hawa nafsu. Pada hari Nyepi, umat Hindu akan berkontemplasi tanpa boleh menyalakan api atau adanya cahaya. Hal ini dimaksudkan buat mengendalikan hawa nafsu yang disimbolkan dengan api.
Amati Karya (Nggak boleh bekerja)
Dalam suasana Nyepi, umat Hindu akan kembali melakukan evaluasi dalam suasana hening tentang apa yang selama ini udah dikerjakan. Apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang matang atau belom. Selain itu, pada dasarnya manusia perlu istirahat dan nggak bekerja secara berlebihan. Melalui Amati Karya ini, manusia dapat melihat ke dalam buat memutuskan apa yang harus dikerjakan di masa yang akan datang sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang tepat.
Baca Juga : 4 Fakta Terkait Meninggalnya Tiga Remaja Pendaki di Gunung Tampomas
Amati Lelanguan (Nggak boleh seneng-seneng)
Pada hari Nyepi, manusia nggak mencari kesenangan atau hiburan yang bersifat duniawi. Manusia mengendalikan diri dengan hiburan batin. Dan berusaha menahan nafsu buat berfoya-foya atau dikendalikan dengan kesenangan yang bersifat duniawi.
Amati Lelungan (Nggak berpergian)
Pantangan ini sekaligus bisa dimaknai bahwa tubuh perlu diistirahatkan. Istirahatnya tubuh secara fisik sekaligus buat melihat dan mengevaluasi diri selama setahun terakhir tentang apa yang udah dilakuin. Apakah sesuai dengan harapan atau nggak sehingga bisa kembali memperbaiki diri di tahun yang baru.
“Empat hal itu intinya melihat ke dalam menggunakan mata batin apa yang telah terjadi, bagaimana relasi kita selama ini dengan sesama, Tuhan, dan alam semesta”, kata I Gusti Nyoman Sudiana.
Selamat Hari Raya Nyepi buat yang merayakan, semoga damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya!