HAI-online.com - Setelah Kurt Donald Cobain meninggal, jurnalis musik Charless R. Cross berusaha untuk mengumpulkan segala cerita tentang Cobain untuk membuat buku biografi yang sekarang kita kenal, Heavier Than Heaven.Saat masa pengumpulan data, Charless diberi tahu oleh Courtney Love istri Cobain kalau suaminya rutin menulis jurnal harian.
"Kamu harus membaca jurnalnya kalau mau memahami Kurt," kata Courtney kepada Charless
Semasa hidupnya, Cobain nggak bisa lepas dari jurnal. Setiap kali lagi kerja sendirian, Cobain menyelanginya dengan menulis jurnal. Di jurnalnya itu, ia menumpahkan uneg-unegnya, bikin lirik, mendaftar lagu favorit, menggambar komik, menulis surat untuk teman dan menceritakan sakit serta depresi yang ia alami
"Seolah-olah menulis adalah cara sederhana untuknya terapi," kata Charless. Yap, kamu pasti udah tau dong kalau selama hidupnya Cobain mesti menghadapi depresi dan penyakit pencernaan.
Cobain nggak keberatan jika ada yang membaca jurnalnya, bahkan ia meminta. Jurnalnya selalu tergelatak di meja tempatnya ngopi atau di manapun di apartemennya. "Please read my diary, look through my things and figure me out," tulis Cobain di salah satu jurnalnya.Pada 2002, jurnal Kurt Cobain akhirnya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku dengan judul "Journals". Sebuah autobiografi yang tak disengaja
Baca Juga : 5 Momen Nggak Terlupakan dari Kurt Cobain, Ikon Musik Grunge!
Buku dimulai dengan sebuah surat yang Cobain tulis untuk Dale Crover, drummer Melvins, di tahun 1988. Surat ini berisi celoteh Cobain tentang rasanya menjadi terkenal, konten televisi tengah malam, dan keputusannya untuk menamai band Nirvana.
Cobain merasa senang saat tahu tahu perempuan bisa lebih superio, dan kalau orang Afrika-Amerika yang menemukan Rock n Roll. Cobain sangat menaruh perhatian pada minoritas.