Ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1926 oleh psikoanalisis Austria, Alfred Adler.
Pada tahun 2018, psikolog evolusi Mark van Vugt dan tim peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam nemuin bukti 'kompleks Napoleon' pada cowok.
Baca Juga : Nggak Cuma Vanesha, Pidi Baiq Ajak Penyanyi Lain Isi Soundtrack Dilan 1991
Mereka sampai pada kesimpulan kalocowok yang bertubuh pendek lebih bersikap agresif dalam interaksi dengancowok yang lebih tinggi.
Menurut pada ahli, orang yang lebih pendek punya kerentanan perasaan yang lebih kuat dan tingkat paranoid yang lebih tinggi.
Namun, sangat mungkin kalo studi itu sendiri termasuk kelompok uji yang terlalu kecil buat ngasih korelasi yang benar antara tinggi dan tingkat agresivitas manusia.
Dan ada beberapa studi lain yang mengarah pada temuan yang bertentangan juga.
Pada tahun 2007, studi oleh University of Central Lancashire menunjukkan bahwa 'kompleks Napoleon' kemungkinan besar adalah mitos.
Studi ini menemukan bahwa cowok pendek lebih kecil kemungkinannya untuk kehilangan kesabaran dibandingkan dengan tinggicowok rata-rata.
Selama percobaan, subjek diharuskan berduel satu sama lain dan detak jantung mereka dipantau.
Monitor jantung ngungkapin kalocowok yang bertubuh lebih tinggi lebih cenderung kehilangan kesabaran dan membalas.
Sedang studi Pertumbuhan Wessex yang dilakukan di Inggrissaat memantau perkembangan prikologis anak-anak sejak mereka memasuki usia sekolah hingga dewasa, mereka menemukan fakta "tidak ada perbedaan signifikan dalam fungsi kepribadian atau aspek kehidupan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan tinggi badan."