Perilaku menghancurkan itu, menurut Andreas, adalah perwujudan dari ledakan emosi. Ketika amarah kita pendam dan timbun, suatu saat maka akan meledak kalau dipicu.
"Ini seperti kita menimbun sampah dalam batin kita, sampai tahap terjadi ledakan emosional. Percayalah, setiap orang bisa mengalami itu. Ledakan emosi pada orang yang melakukan represi terus adalah sesuatu yang ‘wajar’. Yang tidak wajar adalah apabila ledakan emosi tersebut sedemikian sering atau besarnya hingga merusak, atau mengganggu relasi, atau mengganggu kerja. Kembali ke kasus yang sedang viral. Kemungkinan (kembali, kemungkinan) ledakan emosi tersebut terjadi akibat kemarahan yang tidak disadari. Ketika sedang marah, kita tidak sadar loh kita sedang marah. Untungnya, kamu bisa melatih kesadaran akan hal ini," lanjut Andreas.
Terakhir, Andreas mengingatkan nih kepada kita yang menjalin hubungan dengan orang yang sebenernya ngebuat kita nggak nyaman.
"Bila kamu menjalin relasi dengan orang yang mungkin melakukan pola kekerasan (baik fisik atau psikis) berulang, mungkin baiknya kamu perlu evaluasi ulang relasi kamu. Apakah bisa diperbaiki? Apa harapan kamu? Kalau bingung jawabnya, konsultasi dengan psikiater/psikolog," tutup akun @ndreamon.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapan Psikiater soal Viral Pemuda Rusak Motor saat Ditilang, Jangan Benci Orangnya Dulu