HAI-Online.com -Akhir-akhir ini, permintaan agar Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI semakin sering terdengar di masyarakat kita.
Bahkan, di beberapa media sosial tagar #EdyOut pun semakin sering muncul, apalagi usai timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018, yang tentunya menjadi tekanan tersendiri untuk Ketum PSSI tersebut.
Menanggapi banyaknya desakan untuk mundur, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa dirinya bakal tetap bertahan sebagai Ketua Umum PSSI hingga jabatannya berakhir pada tahun 2020 mendatang.
Keputusan untuk tetap bertahan ini disampaikan pria berusia 57 tahun ini pada sesi jumpa pers yang digelar di Ruang Raja Inal Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu kemarin (5/12).
Baca Juga : Neymar Sebut Liga Inggris yang Terbaik. Kode Bakal Tinggalin PSG Nih?
"Tuliskan besar-besar di koran, kalau Edy Rahmayadi bertahan hingga tahun 2020," kata Edy Rahmayadi seperti yang dilansir HAI dari Tribun Medan.
Meskipun begitu, Edy mengaku bahwa dia merasa sedih karena selama ini anaknya marah dan meminta dirinya untuk mundur lantaran besarkan tekanan yang diarahkan kepadanya.
"Anggaplah saya presiden kalian biar tak menghina-hina. Sedih saya dengarnya. Saya kuat, bintang tiga lho. Tapi anak saya. Saya tak masalah, anak yang marah. 'Ayah, sudahlah'," ucapnya dengan nada tinggi.
Lebih lanjut, pria kelahiran Aceh tersebut menjelaskan bahwa dirinya hanya bisa tertunduk apabila sang anak memarahi dirinya.
"Kalau anak sudah marah, saya nunduk gini. Sehebat apapun, kalian punya hati nurani. Istri masih bisa kita cari lagi, kalau anak nggak ada lagi. Buah hati itu," terangnya lebih lanjut.
Hmm, menurut kalian, apakah mundurnya Edy Rahmayadi akan banyak berpengaruh dengan persepakbolaan Indonesia? Atau malah sebaiknya dilakukan perombakan besar-besaran di tubuh PSSI supaya sepak bola kita bisa kembali pulih dan bersih? (*)