HAI-ONLINE.COM - Dengan zaman yang sudah berkembang di era digital seperti sekarang, wajar kalo musik yang dinikmati orang-orang juga makin bervariasi.
Menurut pengamat musik Wendi Putranto, musik lintas genremasih akan menjadi tren di tahun 2022 ini.
Melansir dari Kompas.com, Ditemui di festival Guinness Smooth Session di Hutan Kota GBK Senayan, Jakarta, menurut Wendi tren musik sekarang berbeda dengan yang ada pada 5-10 tahun lalu.
"Kalau dulu zaman MTV, zaman radio, ada satu tren tertentu seperti tren musik ska, emo. Dan sekarang ini kayaknya sudah nggak begitu ya," ucap Wendi.
Wendi beranggapan bahwa industri musik saat ini menjadi sangat variatif dan nggak memunculkan beberapa nama yang dominan. Lalu, bermacam-macam genre sekarang dapat diakses dengan lebih mudah oleh banyak orang.
"Jadi, menurut saya nggak ada tren yang dominan, semuanya punya penggemar, semuanya membangun fan base masing-masing," terang Wendi.
Baca Juga: Isyana Sarasvati Ungkap Inspirasi Bawa Reog ke Panggung Merupakan Bentuk Apresiasi dan Kolaborasi!
Fenomena cross-genre ini membuat seringkali kita lihat dari line-up festival-festival yang bermunculan yang menghadirkan musisi-musisi yang nggak pernah terpikirkan akan sepanggung.
“Dengan adanya cross-genre ini membuat semua festival sekarang memiliki line up yang nggak terpikirkan sebelumnya. Misalnya Kangen Band, Radja, atau Setia itu dulu nggak pernah manggung bareng band-band yang memiliki nama besar seperti Dewa dan Gigi,” tukas manajer Seringai ini.
Menurutnya, dulu band-band melayu seperti Kangen Band memiliki pangsa pasar yang berbeda dari band seperti Dewa dan Gigi.
"Band-band itu dulu menjadi warga negara kelas dua di ranah pop melayu. Sekarang banyak festival menggabungkan semua line up untuk tampil bareng,"