Di Balik Kolaborasi Halsey, Trent Reznor, dan Atticus Ross dalam 'If I Can't Have Love, I Want Power' Yang Kental Nuansa Nine Inch Nails

Senin, 25 Oktober 2021 | 19:05
Credit: Billboard/Austin Hargrave

Halsey, Atticus Ross, Trent Reznor

HAI-Online.com - Para penggemar lagu-lagu Halsey tentu nggak akan terlewat untuk dengerin album baru 'If I Can't Have Love, I Want Power', yang telah rilis pada Agustus lalu.

Album studio keempat itu adalah proyek terambisius Halsey sejauh ini. Solis 27 tahun ini mengaku udah sangat ngebet untuk membuat karyanya bisa masuk nominasi Grammy.

Terlepas reputasinya sebagai pop star era ini, Halsey memang masih minim pengakuan dari para juri dan voters penghargaan musik bergengsi satu itu.

Ia bahkan sampai bete ketika albumnya 'Manic', dan tak satupun single-nya, tembus nominasi di tahun 2020 lalu.

Baca Juga: Tiga Lagu Jadi Kandidat untuk Single Barunya, Ini Alasan Adele Pilih 'Easy On Me'

"Grammy adalah proses yang sulit dipahami. Seringkali semua tentang proses main belakang, kenal orang dalem, jabat tangan dan 'suap' yang tepat," tulis Halsey mengutarakan kekesalannya terhadap sistem Grammy.

Hal itu jugalah yang sepertinya buat Halsey ngotot minta bantuan Trent Reznor dan Atticus Ross untuk memproduseri album keempat yang materinya hampir rampung.

Faktanya, dua personil aktif band rock Nine Inch Nails itu memang cukup langganan memperoleh penghargaan musik.

Reznor dan Ross tercatat pernah 'disambit' penghargaan untuk sejumlah karya scoring dalam film-film beken seperti The Social Network (2011), The Girl With the Dragon Tattoo (2013), dan Watchmen (2020).

Adapun dua kali penghargaan Grammy pernah disabet keduanya bareng NIN di tahun 1993 dan 1996 untuk katergori performance metal terbaik.

"Gue nggak yakin email gue ke mereka bakal direspon," cerita Halsey kepada Billboard, soal perjuangannya ngelobi Trent Reznor dan Atticus Ross.

Gayung bersambut, harapan Halsey pun terkabul. Dua musisi kenamaan itu ternyata dengan senang hati menerima ajakan kolaborasinya.

Reznor dan Ross bahkan mengaku sebagai fans dari karya Halsey. Dan membantu memproduksi album ini mereka anggap sebagai lembaran baru dalam proses kreatif mereka.

Baca Juga: 5 Skill yang Bakal Kamu Dapetin setelah Kuliah S2 yang Berguna Banget di Dunia Kerja

"Satu hal yang tidak kami ubah adalah lirik dan melodinya. Aku bisa dengerin album ini dan tersesat secara emosional," ungkap Ross.

Dan jadilah, 13 trek dalam album 'If I Can't Have Love, I Want Power' yang merupakan hasil polesan Reznor dan Ross. Dikerjakannya pun hanya dalam waktu 6 minggu.

Lantas gimana jadinya sebuah album pop digarap dengan sentuhan tangan dua maestro dari kancah metal dan industrial?

Seperti bisa ditebak, ambience album ini jadi sangat 'aneh'. Cukup mentereng perbedaannya dengan materi terdahulu Halsey, mayoritas lagu di album ini mengusung nuansa pop gloomy yang teatrikal dan mencekam. Itu pun tampak sejalan dengan narasi album yang coba bicara soal eksistensi diri dan kehancuran di mata seorang Halsey.

Baca Juga: Ketika Para Guru Vokal Komentarin Suara Kurt Cobain: Kacau, Tapi Itu Yang Bikin Indah

Paska rilis, album ini pun memperoleh sejumlah review memuaskan. Salah satunya, skor 7.0 dari Pitchfork. Itu menjadi poin tertinggi yang diperoleh Halsey untuk albumnya dari situs musik tersebut.

Kontribusi para pentolan Nine Inch Nails itu pun jadi sorotan. Satu poin menarik di review itu, Reznor dan Ross dianggap berhasil menancapkan pengaruhnya di ranah pop mainstream lewat kontribusi di album ini.

"Sebagian besar itu karena mereka terdengar sangat bagus: jernih dan sejuk dan mendayu-dayu," tulis review dari Pitchfork, yang uniknya tanpa menyinggung sedikitpun elemen industrial khas Nine Inch Nails yang hilir-mudik muncul dalam sejumlah lagu.

Memang bukan Reznor dan Ross aja rock star yang memberikan sumbangsih di album keempat Halsey ini. Terdapat juga Dave Grohl, Lindsey Buckingham (Fleetwood Mac) dan sejumlah musisi lainnya.

Tapi keterlibatan nama-nama ini sama sekali nggak dapet sorotan dalam sejumlah ulasan. Barangkali, karena peran sisa kolaborator itu yang nggak sesentral duo NIN sebagai produser.

Yap, langkah awal album ini memang terlihat menjanjikan. Tapi, mungkin akan sah dianggap sebagai album bagus sama penyanyinya sendiri apabila sukses tembus kategorisasi Grammy di tahun ini, yang mana telah lama jadi dendam kesumat seorang Halsey.

Semoga kesampaian deh! (*)

Tag

Editor : Al Sobry