HAI-ONLINE.COM –Rock asalBritania Raya,Enter Shikari, April ini siap meluncurkan album studio pertama mereka, sejak tiga tahun hiatus di era pandemi.
Menjadi tindak lanjut dari karya 2020, “Nothing Is True & Everything Is Possible,” album yang diberi tajuk “A Kiss for the Whole World” ini bakal dirilis pada 21 April mendatang, dan menjadi album studio ke-7 dalam diskografi mereka.
Dari 12 trek yang bakal dirilis bulan depan, 3 single diantaranya – "(Pls) Set Me on Fire”, “It Hurts”, dan “Bloodshot” – telah diluncurkan lebih dulu secara berturut-turut, dimulai sejak Februari lalu.
Ngomongin soal album terbaru Enter Shikari, HAI berkesempatan buat ngobrol bareng secara eksklusif bareng frontman Rou Reynolds, sekaligus ngebahas tentang proyekan mereka di tahun ini.
Baca Juga: Enter Shikari: Apa Gunanya Musik Kalo Nggak Dirilis?
Selengkapnya, baca catatan HAI di bawah ini.
Pesan apa yang pengen lo sampaikan lewat album "A Kiss For The Whole World"?
Ada banyak kegembiraan dalam musik dan banyak energi. Gue nggak menulis musik apa pun selama pandemi karena gue merasa bahwa gue nggak membutuhkan musik live, gue butuh koneksi dengan manusia lain buat menulis musik.
Jadi, ketika gue bisa mulai menulis musik lagi setelah satu atau dua tahun, itu benar-benar mendebarkan, musiknya keluar dengan sangat positif.
Setelah gue menulis lagu “A kiss for the Whole World”, gue kayak … 'oh well, judulnya udah tepat karena rasanya persis kayak yang dibutuhkan dunia buat saat ini', lo tahu kan… kita lagi berjuang, kita mengalami banyak banget krisis, arah yang kita tuju semakin menakutkan, dan menurut gue kita butuh lebih banyak kasih sayang, lebih banyak koneksi, dan ya, mudah-mudahan kita bisa melewatinya.
Lo pernah bilang bahwa bahwa album ini seluruhnya dibuat dari tenaga surya di tepi pantai Chichester. Siapa sih yang pertama kali punya ide ini?
Well, gue yang pertama kali punya ide ini. Gue waktu itu lagi baca buku karya Henry David Thoreau yang berjudul "Walden: Life in the Woods", dan di situ dia pergi ke hutan dan tinggal di gubuk kecil di tengah hutan selama beberapa tahun. Gue sangat terinspirasi sama buku ini dan pengen ngelakuin hal semacam itu waktu kita bikin album.
Terus, gue juga pengen anggota band kita saling terhubung kembali antara satu sama lain karena selama pandemi kita jarang ketemu, dan lo tahu… kita seharusnya menjadi sebuah band, kita seharusnya jadi semacam saudara.
Jadi ya, kita pindah ke hutan di pantai selatan Inggris dan punya rumah pertanian tua ini, rumah pertanian yang tua banget, dan ditenagai sama tenaga surya, yang kita pengen banget dari album ini.
Kita pengen bikin album yang didukung oleh energi terbarukan yang penting buat kita. Jadi ya, kita beruntung banget bisa menemukan tempat ini, dan punya pengalaman yang luar biasa.
Baca Juga: Enter Shikari Rilis Single Bloodshot yang Ceritakan Pola Pikir Vokalis
Di klip "(pls) set me on fire", kalian menampilkan semacam TV vintage. Konsep apa sih yang sebenarnya pengen kalian ungkapkan?
Nah, lewat klip itu, gue benar-benar cuma pengen berkonsentrasi sama penampilan kita. Gue pengen itu kelihatan sederhana dan minimalis.
Kayaknya, banyak banget video kita di masa lalu yang bergantung sama pengeditan yang sangat cepat, dan efek, dan hal-hal gila, dan gue cuma pengen sesuatu yang hanya berfokus sama penampilan kita sebagai sebuah band.
Klip ini cuma sekali rekam, jadi nggak ada pengeditan apa pun dan itu sangat penting. Gue pengen rasanya jadi jujur dan otentik.
Mengenai konsep, klip ini jadi prequel buat video berikutnya. Jadi, pas gue berhenti tampil menjelang akhir video dan mulai menulis di selembar kertas dan meminum minumannya terus gue kabur, itu sebenarnya buat nyiapin video berikutnya, yang jadi single "It Hurts”.
Ngomongin "It Hurts", lo juga pernah bilang bahwa lagu ini muncul dari mimpi. Kok bisa sih?
Itu adalah pengalaman yang sangat menarik karena gue tahu banyak penulis lagu yang pernah mengalami hal ini sebelumnya, tapi itu nggak pernah terjadi sama gue. Gue ingat, Paul McCartney pernah bilang bahwa "Yesterday", lagu itu, datengin dia lewat mimpi dan hal-hal semacam itu.
Gue waktu itu bangun jam 3 pagi dengan paduan suara "It Hurts" yang bener-bener selesai di kepala gue. Lo tahu ... lirik, ketukan drum, musik, semuanya ada di sana dan gue bener-bener ngira bahwa itu udah pernah jadi sebuah lagu.
Gue berasumsi bahwa gue udah pernah mendengarkannya, mungkin sehari sebelumnya, dan gue lupa, tetapi itu masih ada di alam bawah sadar gue.
Terus gue ngerekamnya di HP gue, dan kembali tidur. Di pagi hari, gue bangun dan gue kayak… ‘nggak, kayaknya ini bukan, gue belum pernah denger lagu ini sebelumnya, jadi itu pasti diciptakan sama pikiran di mimpi gue.'
Terus besoknya, gue mencoba buat mengembangkannya dan ngasih tahu ke anggota band lain, dan nanya ‘gimana menurut lo?', dan semua orang ternyata suka banget sama lagunya. Jadi ya, itu cara yang sangat menarik buat menulis musik.
Baca Juga: Enter Shikari Meluncurkan 'It Hurts', Lagu yang Hadir Dari Mimpi!
Ada nggak sih proyek terdekat sebelum “A kiss for the Whole World” rilis? Dan apa rencana kalian di tahun 2023?
Kita bakal merilis musik video buat single “Bloodshot” – semoga minggu depan – dan kita baru aja menyelesaikannya sekarang.
Terus, pas album kita keluar di 21 April nanti, kita juga bakal ngerilis video untuk single “A kiss for the Whole World”.
Buat tahun ini, kita punya banyak jadwal tur buat mempromosikan album. Kita bakal tampil di Notfest Jepang pada tanggal 1 April, dan kita main di beberapa event di Jerman, terus balik ke Inggris. Terus, ada musim festival, jadi kita bikin festival di seluruh Eropa dan Amerika.
Kita pastinya pengen balik ke Indonesia, kayak pas kita bermain di… astaga! itu kapan?... kayaknya 7 atau 8 tahun yang lalu. Itu adalah pengalaman yang luar biasa! Semoga kita bisa segera mengatur sesuatu buat ke sana, tapi ya, 2023 bakal jadi tahun yang sangat sibuk.