SMAN Sumatera Selatan: Rata-rata Siswanya Kurang Mampu, Seleksi Masuknya Ketat

Rabu, 14 Desember 2022 | 14:06
Dok. laman SMAN Sumatera Selatan

SMAN Sumatera Selatan.

HAI-Online.com - SMAN Sumatera Selatan ini dikenal rata-rata siswanya berasal dari keluarga nggak mampu.

Salah satu siswa SMAN Sumatera Selatan kelas 12, Dio Ananda Syaputra mengungkapkan, rata-rata siswa yang sekolah di sini datang dari keluarga nggak mampu.

Termasuk dirinya yang memiliki orangtua tidak mampu di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Masuk ke sini, karena gue datang dari keluarga nggak mampu. Keluarga gue aja numpang sama keluarga besar, dalam satu rumah ada 6 orang. Itu kehidupan gue sama keluarga," ucap Dio dilansir dari Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Dio mengaku, orangtuanya berprofesi sebagai petani karet dengan pendapatan Rp2 juta per bulan. Dengan pendapatan Rp2 juta, orangtuanya harus menghidupi 6 orang.

Maka dari itu, ketika SMP ia bekerja keras agar bisa masuk SMAN Sumatera Selatan.

"Anak orangtua ada 4, jadi ada 6 orang, termasuk bapak dan ibu. Waktu gue mau sekolah, kakak juga sekolah, jadi Rp 2 juta itu nggak cukup buat 6 orang. Makanya gue kerja keras biar bisa masuk sekolah sini," terangnya.

Baca Juga: Siswi SMA Boyolali Kembangkan Aplikasi Cegah Perundungan, 'Si Wayang'

Selain itu, seleksi masuk ke SMAN ini juga nggak mudah.

Siswa kelas 10 SMAN Sumatera Selatan, Putra Valentine, mengungkapkan, buat masuk sekolah SMAN Sumatera Selatan ini lo harus bersaing sama 600 orang.

Setelah bersaing, pihak SMAN bakal menyeleksi kembali jadi 200 orang. Lalu dikerucutkan lagi jadi 100 orang.

"Selama proses seleksi, ada tes bahasa Inggris, FGD, seleksi akademik, dan lainnya. Itu susah banget, kalo harus bersaing sama ratusan orang," ujar Putra.

Dio menambahkan, kalo calon siswa mau masuk SMAN Sumatera Selatan bisa daftar mulai Februari hingga Juli 2023 mendatang.

Seleksi dengan benar dan jelas

Kepsek SMAN Sumatera Selatan, Iswan Djati Kusuma menegaskan, pihak sekolah menyeleksi calon siswa dengan benar dan jelas.

Itu dilakukan biar nggak kecolongan calon siswa yang datang dari keluarga mampu.

"Awalnya dibangun Sampoerna Academy buat kalangan nggak mampu. Nah sekarang dilanjutkan Pemprov Sumsel, jadi tetap buat kalangan nggak mampu. Jadi harus seleksi dengan baik dan jelas, biar gak lolos dari keluarga mampu. Kasihan kan siswa yang nggak mampu nggak masuk di sini," jelas dia.

Dio menambahkan, ketika diterima di SMAN Sumatera Selatan, dia nggak perlu memikirkan biaya hidup, sekolah maupun buku buat belajar.

Sebab, sekolah ini sudah membiayainya lewat bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel maupun pihak lainnya.

"Jadi nggak ada buku yang robek-robek, ada proyektor, ada pelatihan bahasa Inggris yang bagus, ada sains dan komputer juga, dan ada asrama untuk tempat tidur. Itu semua kita dapatkan gratis di SMAN Sumatera Selatan," ujarnya.

Adapun, sekolah ini juga jauh dari aksi bullying maupun tindakan kekerasan lainnya.

"Kita semua datang dari kalangan keluarga pra sejahtera, jadi banyak keterbatasan, jadi nggak ada senioritas," tuturnya.

Setelah lulus dari SMAN Sumatera Selatan, Dio berkeinginan kuliah di IPB Prodi Kedokteran Hewan. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya