HAI-Online.com - Buat kamu yang suka nontonolahraga ekstrem tarung bebas, pastinya mengenal nama baru Adriano Moraesyang kini menjadi sosok pertama yang menang KO atas legenda MMA, Demetrius Johnson.
Yap, Adriano Moraeskini berstatus juara kelas terbang di ONE Championship.
Perjuangan Moraes mencapai puncak diwarnai kisah masa kecil yang pilu.Namun, berbagai keajaiban juga mewarnai jalan hidupnya.
Baca Juga: Lagi, JKT48 Masuk Worlds Best Group Nominasi WMA 2014
Dikutip dari BolaSport, kisah hidup Adriano Moraes yang mungkin bukan cerita ideal yang banyak orang impikan dibahas
Pada April 1988, Moraes lahir di Brasil.
Alih-alih mendapatkan kasih sayang dari keluarga, ibu kandungnya menelantarkan dirinya di jalanan.
Hingga kini, dia nggak pernah tahu siapa ibu yang telah melahirkannya.
Untungnya, Moraes kecil diselamatkan dari jalanan dan diantar ke sebuah panti asuhan.
Saat berusia 3 tahun, dia diadopsi oleh Mirtes Moraes, seorang perempuan yang kini dia panggil sebagai ibu.
Di rumah barunya, Adriano diasuh dan dibesarkan seperti darah dagingnya sendiri.
“Ibu berarti segalanya bagi saya. Dia adalah idola, saya melakukan segalanya baginya," kata Adriano Moraes.
"Saya akan terus melakukan yang terbaik bagi beliau karena ini adalah cinta," ujar Moraes tentang malaikat yang telah memberinya kehidupan baru.
Saat menginjak remaja, Moraes tumbuh menjadi anak ceria yang penuh energi.
Untuk mengarahkan bakatnya, sang ibu mendaftarkan dirinya ke berbagai aktivitas seperti capoeira, judo, dan renang.
Hanya, dia seperti tak bisa lepas dari jalanan tempatnya mengawali kehidupan dulu.
Petarung berjuluk Mikinho ini banyak menghabiskan masa remajanya di jalanan hingga terlibat dalam pergaulan gangster dan perkelahian.
Namun, semua pengalaman itu membawa Moraes ke tempat yang memberinya arah dalam hidup.
Ironisnya, hal itu diawali saat dia kalah dalam perkelahian jalanan.
Peristiwa itu membuatnya memutuskan untuk berlatih Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ).
Bak keajaiban, pintu dunia baru langsung terbuka bagi Moraes.
Dia meninggalkan kehidupan jalanan untuk berlatih di Constrictor Team, sebuah sasana ternama di bawah bimbingan Erick Medeiros dan Ataide Junior.
Baca Juga: 5 Album Esensial Swedish Melodic Death Metal, Metalheads Wajib Tahu!
Dari situ, dia mendedikasikan diri ke dalam disiplin olahraga ini dan meraih berbagai gelar BJJ beberapa tahun kemudian.
Puncaknya, Adriano Moraes menjuarai NAGA No-Gi Pro Division pada 2014, sebuah turnamen bergengsi di Amerika Selatan.
Berselang satu tahun, Moraes menerima sabuk hitam yang menandai tingkatan tertinggi dalam BJJ.
Setelah meraih kesuksesan dalam BJJ, iamelanjutkan jejak langkah beberapa rekan satu timnya dan mencoba arena MMA.
Atlet Brasil itu menjalani debut profesionalnya dalam MMA pada 2011.
Selama tiga tahun berikutnya, dia memenangi 12 dari 13 laga serta merebut gelar sebuah kejuaraan di Brasil.
Moraes meraih puncak karier dengan mengalahkan Geje Eustaquio pada September 2014 untuk menjadi orang pertama yang merebut gelar juara dunia kelas terbang di ajang ONE Championship.
“Seni bela diri mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik," kata Moraes lagi.
"Hal itu mengubah pemikiran saya, mengubah segalanya dalam kehidupan saya, dan menjadi sangat penting.
"Inilah usaha saya, inilah gaya hidup saya, inilah pekerjaan saya, dan seni bela diri adalah segalanya bagi saya.
"Saya mencintai apa yang saya lakukan," ujar Adriano.
Meskisempat terpuruk dan kalah hingga merasa mimpinya berakhir.
Pada awal 2016, dia pindah dari Brasil ke Florida demi berlatih di American Top Team.
Dari banyak ajang yang diikutinya, teecatat pada tahun lalu, Moraes mencetak sejarah dengan menjadi orang pertama yang menang KO atas Demetrious Johnson, salah satu petarung MMA terbaik sepanjang masa.
Baca Juga: Biar Bisa Tarung Lawan Cowok, Peboxer Cewek Ini Sembunyikan Identitas Gendernya
Setelah itu,Iajuga sukses mempertahankan sabuknya dari Yuya Wakamatsu di gelaran akbar ONE X pada Maret lalu.
Kini, Moraes akan menghadapi tantangan kedua dariDemetrious Johnsondalam laga puncak ONE Fight Night 1: Moraes vs Johnson II.
Ajang ini akan disiarkan pada waktu prime time Amerika Utara dan Kanada dari Singapore Indoor Stadium pada 27 Agustus mendatang. (*)