Sedih Tapi Cadas, Ini 5 Lagu 'Galau' Metalcore 2000an Rekomendasi HAI!

Jumat, 27 Mei 2022 | 10:10
YouTube bulletvalentineVEVO

Video klip Bullet for My Valentine - Tears Don't Fall

HAI-ONLINE.COM -Rasa cinta dan kesedihan memang dua hal yang sangat berkaitan erat ya sob dan boleh dibilang nggak bisa lepas dari satu sama lain. Ketika lo kehilangan seseorang yang lo cinta, otomatis kesedihan akan datang melanda. Mau ngapa-ngapain jadi nggak semangat, pengennya denger lagu galau aja deh! tapi nggak mau kelihatan menye-menye, gimana dong?

Kali ini HAI akan merangkum 5 lagu metalcore tahun 2000an dengan lirik yang mengcapture kesedihan karena cinta, check it out!
1. Bullet for My Valentine - Road to Nowhere (Scream Aim Fire Deluxe Edition, 2008)
BFMV emang terkenal dengan lagu-lagu bertemakan patah hati dan cinta.

Nggak sedikit track dari katalog lagunya yang memiliki lirik yang bisa bikin kita sesenggrukan seperti Hand of Blood, Tears Don't Fall, Hearts Burst Into Fire, Your Betrayal, Over It, dan masih banyak lagi.

Road to Nowhere juga salah satunya. Diambil dari album kedua BFMV, Scream Aim Fire di tahun 2008, lagu ini mengisahkan hubungan sepasang kekasih yang harus berakhir karena jarak yang memisahkan atau long distance relationship.
Hanya bermodalkan vokal dan gitar akustik di awal membuat lagu yang ditulis frontman Matt Tuck ini makin melankolis, namun jangan salah, akhiran partnya tetap ditutup dengan distorsi gitar yang garang namun tetap dapat menyayat hati terutama chorus pamungkas yang berbunyi 'Farewell, i'll miss you, i'm sick of these goodbyes, because it tore us apart, right from the start, i'll miss you!"
2. Trivium - Dying in Your Arms (Ascendancy, 2005)
Lagu ini menjadi lagu 'galau' perdana band metalcore asal California ini. Ditulis oleh sang vokalis, Matt Heafy yang kala itu masih berusia belasan tahun, Dying in Your Arms menjadi single terakhir Trivium di album keduanya, Ascendancy.
Menurut wawancara Matt dengan songfacts, Dying in Your Arms menceritakan tentang toxic relationship yang bersifat seperti adiksi.
"Berhubungan sama orang bisa bikin ketergantungan. Lo merasa nggak bisa kalau nggak sama dia, semua yang lo nikmati jadi nggak lo pedulikan lagi, lo jadi lemah dan terlalu bergantung sama dia. Seperti adiksi heroin, lo pikir lo nggak bisa hidup tanpanya, tapi lama kelamaan lo akan mati dari dalam,"
Baca Juga: Malevolence Ajak Matt Heafy Buat Ngisi Vokal dan Gitar di Album Baru!
3. Killswitch Engage - My Curse (As Daylight Dies, 2006) Sama seperti track Killswitch Engage seperti Rose of Sharyn dan The End of Heartache dari album sebelumnya, My Curse menyuguhkan suasana larut dalam kesedihan akibat kepergian atau kematian sosok terkasih.

Melambangkan depresi dan metafora kematian, topik ini juga dimanifestasikan dalam video klipnya yang menampilkan seorang laki-laki yang mempelajari mantra dalam buku terlarang yang akhirmya menunjukkan perempuan dengan gaun putih di padang rumput yang merepresentasikan kebahagiaan sang laki-laki ketika masih bersamanya.
Melansir dari Billboard, mantan vokalis, Howard Jones menjelaskan lagu ini tentang cinta yang meninggalkannya, dan adalah sebuah kutukan Howard nggak bisa lagi bersamanya.
Baca Juga: Oli Sykes: Kapan Pertama Kali Gue Kenalan Sama Metal? Pas Dengerin Killswitch Engage!
4. As I Lay Dying - 94 Hours (Frail Words Collapse, 2003)
Kemudian ada 94 Hours yang diambil dari alum pertama As I Lay Dying, Frail Words Collapse di tahun 2003.

Lagu ini mengisahkan tentang penyesalan dimana kita menyadari betapa pentingnya seseorang atau sesuatu setelah kita benar-benar kehilangannya.
Baca Juga: Bassist Josh Gilbert Nyatakan Resmi Keluar dari As I Lay Dying!

5. All That Remains - Six (The Fall of Ideas, 2006)
Dan yang terakhir ada All That Remains dengan Six yang dirilis sebagai single di album The Fall of Ideas.

Kalau lo pernah merasakan ada di posisi nggak bisa berhenti memikirkan mantan lo tapi di saat yang sama lo malah jadi marah kalau mengingat apa yang dia lakukan, lagu ini bisa mewadahi perasaan itu lewat sebuah lagu metalcore agresif dan kenceng.
(*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya