Intinya, ilmu atau pemahaman ini mengajarkan ke kita tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan.
Jadi, untuk meraih kebahagiaan yang dimaksud, kita perlu memfokuskan diri pada apapun yang bisa kita kendalikan dan membebaskan pikiran pada hal-hal yang tidak bisa kendalikan aliasmenyadari bahwa memang ada beberapa hal yang di luar kendali kita.
Baca Juga: Ganteng Tapi Susah Kontrol Ucapan, Cowok Ini pun Susah Dapet Kencan!
Asal muasal kata stoikisme adalah dari kata stoa poikilê diambil dari teras di Agora (Athena) yang dihiasi dengan lukisan mural.
Adapun tokoh yang mencetuskan ilmu bijak ini adalah seorang filsuf bernama Zeno di awal abad ke-3 SM.
Artinya monsep ini telah berusia lebih dari 2000 tahun dan masih relevan sampai sekarang.
Nah, utamanya di zaman sekarang yang banyak dari di sekitar kita yang mudah depresi dan putus asa, susah untuk berbahagia.
Nggak cuma Zeno, tokoh terkenal yang menganut paham stoikisme adalah Kaisar Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca.
Konsep filosofi stoikisme ini apada akhirnya ditujukan untuk mencapai kebahagiaan, dan meningkatkan kemampuan melihat diri sendiri, serta dunia secara obyektif dan menerima sifat manusia lain apa adanya.
Membuat perbedaan antara apa yang ada di dalam kekuatan kita dan apa yang tidak ada.
Disiplin untuk mencegah diri sendiri dikendalikan oleh keinginan untuk takut terhadap rasa sakit dan juga penderitaan.
Sementara, untuk mengurangi rasa takut dan kecewa yang kerap berseliweran, kamu dapat mulai membentuk pola pikir stoikisme antara lain:
Dapat MembedakanHal yang Bisa Diubah dan Tidak
Daripada terus memikirkan hal yang tidak bisa diatur lebih baik bersyukur dan mengatur pola hidup sendiri jadi lebih baik.
Menyusun Jurnal
Kebiasaan ini akan membuat kita terus berpikir positif dan selalu ada harapan di setiap harinya.
Keburukan Adalah Sumber Kebahagiaan yang Baru
Salah satu konsep stoikisme yaitu kebahagian adalah kita sendiri yang menciptakan, bukan orang lain.
Jika ada hal buruk menimpa atau hadir di sekitar, pintarnya mensyukuri hal yang bergitu dekat dengan diri.
Baca Juga: Cowok Butuh Skincare yang Lebih Intens Dibanding Cewek, Ini Alasannya!
Sabar dan Kenali Diri
Mempersiapkan diri untuk terus berdamai dan menerima emosi yang berdatangan.
Bersabar adalah juga menahan emosi.Dengan bersabar, kita akan mendapatkan berbagai hal positif. Batasan sabar adalah kamu sendiri saat sudah mengenal jati diri. (*)