Review Album: Perunggu Lewat 'Memorandum' Buktikan Rock Kantoran Masih Seru Buat Didengar

Senin, 14 Maret 2022 | 19:35
Press Photo

Perunggu - Memorandum

HAI-Online.com - Ngerasa alternative rock Indonesia lagi boring nggak sih? Nah, sebuah langkah strategis telah dilakukan oleh Perunggu setelah merilis debut album berjudul 'Memorandum'.

Resmi hadir pada 11 Maret 2022 via Podium Records, Perunggu mencoba memecah kebuntuanboring-nya rock alternatif di Indonesia yang kerap bermunculan, tapi nggak padu di beberapa dekade terakhir.

Wets, tenang dulu. Kok bisa? Gimana nggak, hadirnya album 'Memorandum' ini seakan menjadi penegas bagi para pendengarnya kalo prioritaskehidupan bukan sebuah halangan berarti untuk menyajikan sajian musik yang tepat.

Trio Adam Adenan (bass, kibor, piano, vokal latar), Ildo Hasman (drum, vokal latar), dan Maul Ibrahim (gitar, vokal utama) emang nggak pernah menafikan diri kalo mereka adalah pekerja biasa.

Baca Juga: Ngakak, 10 Pesepakbola Ini Namanya Lucu Banget Kalo di Indonesia!

Nggak pake keraguan dan rasa malu, band rock pulang kantor adalah pendeskripsian yang selalu mereka banggakan sebagai identitas penting dari Perunggu.

Definisimemorandum yang memiliki makna pengingat, dimaknai secara harfiah oleh Perunggu dalam merangkai benang merah pesan yang mereka sampaikan di debut albumnya ini.

Lewat lirik berbahasa Indonesia pula, pesan tersebut akan tersiar dengan padu dengan para pendengarnnya, lewat cerita-cerita keseharian para pekerja yang selalu beriringan dengan sebagian besar orang di Indonesia.

"Makna album ini sebenarnya berfungsi sebagai catatan, seperti namanya aja, memorandum yang menjadi pengingat; baik bagi kami sendiri atau pun para pendengar," jelas Perunggu via keterangan pers.

"Secara garis besar, benang merah album ini berkaitan dengan irisan hidup para personel kami yang menginjak usia paruh baya bersama dengan seluruh dinamika dan problematikanya," lanjut mereka.

Baca Juga: Udah Rajin Nulis Lagu, Deryck Whibley: Jangan Khawatir, Sum 41 Lagi Nyiapin Rilisan Baru Setelah Ini!

Maka dari itu, janganpernah mengharapkan kegelian dan perasaan bergidik malu setelah mendengarkan lirik bahasa Indonesia dari Perunggu.

Sebaliknya, anggukan penuh afirmasi akantersediatanpa terpaksa dari tiap kepala kalian yang mengikuti corak rock segar nan sederhana dari sebelas lagu yang menjadi amunisi di 'Memorandum'.

Ambil contoh nomor andalan HAI yang jatuh pada lagu 'Per Hari Ini' yang cocok untuk dijadikananthemberangkat kerja sembari menerjang riuh padatnya jalanan kota.

Lagu lain yang menjadi nomor favorit sekaligus pemantik bagi HAI adalah '33x. Nomor ini sungguh bandel,tentu dalam artian positif.

Melalui paduan lirik dan sajian musiknya yang beriringan dengan canggih, Perunggu menghadirkan pengingat untuk selalu berkepala dingin dalam segala kesusahan hidup yang menerpa.

"Melamban bukanlah hal yang tabu//Kadang itu yang kau butuh//Bersandar hibahkan bebanmu//Tak perlu kau berhenti kurasi//Ini hanya sementara//Bukan ujung dari rencana//," lirih vokal milik Maul Ibrahim seakan menuturkan kalimat "slow ae brader"dengan gaya yang halus dan berkelas.

Baca Juga: Poster Film Jujutsu Kaisen 0 Dilukis Secara Tradisional, Rajawali Cinema Viral: Aura Dukunnya Berasa

Gaya gubahan via 'Memorandum' dari Perunggu ini memang sangat tepat guna.Pengerjaan yang dilakukan bersama produser Giovanni Rahmadeva tentu sedikit banyak membantu proses Perunggu dalam menggubah 'Memorandum'.

Tanpa terkesan pretensius dan tendensi untuk menjadi "band rock terbaik masa kini", Perunggu merangkum pengingat hidup dengan efisiensi lewat 'Memorandum'.

“Musik adalah hal yang sama sekalinggak mungkin kami tinggalkan. Ini album yangkami kerjakan dengan serius," tegas Maul Ibrahim mewakili Perunggu.

Baca Juga: Tiktoker Ini Ngasih Cara Makan Buah Nanas yang 'Bener', Bikin Perdebatan Umat Manusia Aja

"Meskipun waktu dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, kamisama sekali nggak merasa rugi. Karena kami cinta mati sama musik, dan mengerjakan album ini membuat kami senang menjalani segala macam pengorbanannya,” pungkasnya.

Maul Ibrahim dkk boleh jadi memang "dibuat menyerah oleh kehidupan" dengan terkikisnya hidup yang mereka senangi dengan kenyataan.

Namun via 'Memorandum', Perunggu justru menasbihkan diri sebagai band rock pulang kantor yang memecah mitos kalo pekerjaan konvensional selalubersanding dengan rusaknya daya jelajah kreativitas dalam grup musik.

Langsung saja nikmati tegasnya 'Memorandum' dari Perunggu yang dihadirkan dengan penuh kepala dingin di bawah ini:

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya