Yuk Cobain 3 Tips Dapet Beasiswa ke Luar Negeri ala Dosen UB

Jumat, 11 Maret 2022 | 16:00
hukum.ub.ac.id

Gedung Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

HAI-ONLINE.com - Bisa kuliah di luar negeri bukan suatu hal yang mustahil lagi di zaman sekarang. Udah banyak banget program beasiswa baik dari pemerintah atau bukan yang bisa memfasilitasi mahasiswa buat bisa lanjut ke pendidikan di luar negeri.

Tidak sedikit jasa konsultan pendidikan luar negri yang bisa kita temukan. Namun, untuk bisa dapat beasiswa juga tetap butuh perjuangan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi biar bisa lolos dan resmi menjadi penerima beasiswa.

Baca Juga: Kapan Mulainya? Ini 5 Bocoran Cara Merintis Bisnis Startup yang Sukses

Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB), Pantri Muthriana Erza Killian ngasih tips buat kalian nih, biar berhasil dapetin beasiswa luar negeri.

Ezra menyelesaikan kuliah magister dan doktornya di luar negeri dengan akses beasiswa.

Melansir dari Kompas.com,Jumat (11/3/2022), ia menyelesaikan kuliah magister di International Economics & Finance, University of Queensland Australia.Sementara gelar doktor dia dapat di Politics & International Studies, University of Leeds Inggris.

Berikut tiga tips lolos beasiswa ke luar negeri ala dosen Universitas Brawijaya:

1. MenentukanSubstansi Studi

Ketika menentukan substansi studi, Erza menyarankan dua hal. Pertama, tentukan topik penelitian yang akan diambil dan menyusun daftar supervisor potensial terutama bagi yang melemar beasiswa untuk doktor. Sementara untuk magister, topik penelitian akan berguna saat penyusunan tesis.

"Untuk topik penelitian yang akan diambil ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu originality, feasibility dan Community," kata Erza seperti dikutip dari laman UB, Jumat (11/3/2022).

Untuk originality, Erza menyarankan topik penelitian yang diambil sebaiknya mempunyai kontribusi empiris atau teoritis atau bahkan keduanya.

"Cari juga apakah ada elemen kebaruan dari topik penelitian yang diambil," paparnya.

Di aspek feasibility, Erza menilai penelitian dilakukan harus memperhatikan apakah penelitian bisa dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan. Adakah data yang diperlukan, akses data serta pendanaan penelitian.

Baca Juga: Pengen Kuliah di Inggris? Ada Beasiswa S1-S2 Seni dan Desain 2022 Senilai Rp 76 Juta Nih!

Kemudian yang ketiga adalah community. Erza mengungkapkan, aspek ini bisa memperhatikan komunitas peneliti siapa yang ingin diajak berdialog dan keahlian apa yang akan dibangun.

2. Memilih Negara dan Kampus Tujuan

Erza menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan yakni sistem pendidikan, sistem pendukung, jaringan alumni, dan alasan pragmatis.

Untuk sistem pendidikan, Erza menganggap sebelum mendaftar beasiswa harus paham lebih dulu berapa lama durasi kuliahnya.

"Seperti saya dulu saat magister ada pilihan di Australia atau Inggris. Tapi saya pilih Australia karena durasinya lebih lama karena dulu saya ingin studi lebih lama di luar negeri," ungkapnya.

Dia juga menambahkan, pertimbangan terkait peringkat kampus yang akan dituju juga penting. Termasuk sistem pembimbingan seperti apa juga harus diperhatikan.

Lalu untuk support system atau sistem pendukung, Erza menyarankan pendaftar beasiswa memperhatikan bagaimana gaya hidup di negara tujuan dan juga dukungan kampus untuk mahasiswa internasional. Terkait jaringan alumni, hal tersebut juga sangat penting.

"Kekuatan alumninya seperti apa. Kemudian prospek kerjasama kedepan termasuk jejaring keilmuannya," lengkapnya.

Sementara untuk alasan pragmatis, Erza menyatakan ada tiga hal yang juga harus diperhatikan, yakni nilai TOEFL/IELTS, biaya hidup, dan aksesibilitas di negara atau kampus tersebut.

3. Memilih Beasiswa

Menurut Ezra, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih beasiswa:

Yang pertama fasilitas dari beasiswa yang didapat. Dia menekankan, pastikan beasiswanya full atau parsial. Apakah ada dana riset termasuk dana tunjangan bagi keluarga.

Kedua dalam memilih beasiswa adalah perhatikan syarat umum yang ditetapkan.

"Berapa syarat IPK, berapa juga nilai IELTS atau Toefl yang diinginkan. Termasuk kelengkapan administratif yang lain," sambung Erza.

Faktor ketiga adalah hak dan kewajiban penerima beasiswa. Beberapa beasiswa ada kewajiban tambahan. Misalnya diminta juga mengajar atau jika sudah lulus apakah harus langsung pulang ke Indonesia atau tidak.

Baca Juga: Kepsek Diduga Korupsi Uang Pensi, Pelajar Minta Gubernur Pecat Kepala SMAN 3 Muarojambi

Terakhir, jaringan alumni dalam memilih beasiswa juga penting. Jaringan alumni ini akan mendukung selama studi termasuk ketika pascastudi jaringan alumni akan tetap berguna.

Dari tiga tips ini, dia menyarankan semuanya dilakukan bersamaan. Sebab kadang muncul pertanyaan, memilih kampusnya dulu atau memilih beasiswanya dulu.

"Pengalaman saya dilakukan secara bersamaan. Agar salah satunya tidak tertinggal saat kita harus mempersiapkan hal-hal administrasinya," tutup dosen HI UB ini.

Buat yang mau kuliah di luar negeri, jangan lupa coba dipraktekin tips ini, ya!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tips Raih Beasiswa ke Luar Negeri ala Dosen UB". (*)

(Tanya Audriatika)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya