HAI-Online.com - Beberapa tahun terakhir, terdapat fenomena baru di industri musik yang nggak bisa dilewatkan begitu saja.
Munculnya ragam penyanyi solo - khususnya pria - menjadi gelombang "segar" dalam percaturan musik internasional.
Emang nggak cuma di Indonesia sih, gelombang ini udah hadir khususnya di setengah dekade terakhir yang marak lewat istilahbedroom musician.
Dengan mudahnya informasi dan akses untuk menggaet Digital Audio Workstation (DAW) di manapun kalian berada, tumbuh suburnya solois-solois pria ini pun semakin menjamur hingga kini.
Simatakaca, adalah moniker yang digunakan oleh sosok bernama Aldy Rheva Irawan dalam membungkus karya-karya solo yang telah ditelurkannya sejak 2018.
Walau kalo merujuk pada rilis persnya, Aldymengaku memulai proyek Simatakaca sebagai duo. Namun karena satu lain hal, Aldy memantapkan dirinya untuk menggarap proyek musik ini sendirian.
Dan, seperti sudah tertakar oleh HAI sebelum mendengarkan lebih jauh karya dari Simatakaca; Aldy memang nampak leluasa untuk mengeksplorasi apa yang ingin dia sampaikansebagai musisi yang mandiri.
Sebuah album self-titled pun sudah berhasil dirilis oleh Aldy pada Agustus 2021 setelah berbagai formulasi yang dikumpulkannya sejak bermusiksecara swadayapada 2019.
Ketika menilik lebih lanjut katalog karya dari Simatakaca, tatanansuaralo-fi nan dreamyà la Mac DeMarco ataupun Homeshake-core tentu adalah makanan sehari-hari yang dikonsumsinya. Sedikittrying to hard sih emang, terutama dari riff-riff gitar yang dihadirkan di album tersebut.
Ada satu hal penting yang patut diapresiasi oleh HAI kepada Simatakaca; doi berani banget ambil resiko untuk menuliskan semua lagunya dalam bahasa Indonesia.
Diksi dan redaksional yang diambil olehnya pun menggunakan bahasa sehari-hari dan nggak ndakik-ndakik, mudah untuk nyangkut di pendengarnya.
Ketika mendengarkan seluruh diskografi Simatakaca secara penuh, barulah HAI tersadar kalo membuat lirik bahasa Indonesia emang sebuah tugas yang berat bahkan untuk orang Indonesia sekalipun.
Simatakaca nggak ubahnya menafsirkan gaya slengean tapi berbobot milik Mac DeMarco dalam keseharian khas Indonesia. Tapi sayang, semuanya malah membuat HAI agak bergidik geli.
Baca Juga: Rayakan Empat Dekade Karier, Kreator Makin Penuhi Kebencian di Album Terbaru 'Hate Über Alles'
Ada dua kemungkinan di sini. Yang pertama, Simatakaca belum sepenuhnya mahir untuk mereplikasisuara dan gelagat khasMac DeMarco yang sangat diidolakannya tersebut.
Atau yang kedua, Simatakaca emang sengaja untuk menafsirkan aura lo-fi core ini menjadi sesuatu yang khas Indonesia; terutama dari hasil kreasi dan produksi vokalnya yang sangat lokal. Semuanya terasa, begitu tebal.
Keduanya nggak ada yang negatif emang,at least,sebagai solois, Simatakaca berhasil memberikan gaya bermusik pop-ish berbobot yang bisa terjangkau oleh banyak pendengar.
Ditilik darikacamata bisnis, Simatakacajelas layak diberikan ruang lebih agar daftar putar artis Indonesia yang berkelindan di digital streaming service nggak monoton.
Baca Juga: Gini Jadinya Kalo Lagu Metallica Dibawain Pake Gaya Slipknot
Novelty, adalah pekerjaan rumah lebih lanjut yang perlu terpikirkan oleh Simatakaca ke depannya. Dan hal ini nampaknya telah dirangkumnya dalam karya terbarunya dalam bentuk single 'Tanda Tanya'.
Melalui 'Tanda Tanya', Simatakaca juga mengaku tengah bersiap untukmerampungkan album kedua yang tengah dikerjakannya.
"Single 'Tanda Tanya' akan membuka album keduaku nanti. Karena bakal cocok untuk mengingatkan semua orangkalo sebesar apapun tanda tanya yang sedang kita hadapi,akan selalu terdapat jawabannya terlepas sesusah apa pun caranya," tegasnya melalui keterangan pers.
Sila dengarkan single dan video klip terbaru dari Simatakaca, 'Tanda Tanya' di bawah ini: