13 Pekerjaan yang Nggak Bakal Tergantikan Robot di Masa Depan, Salah Satunya Penyanyi!

Minggu, 30 Januari 2022 | 17:05
(Kompas.com/Wisnu Nugroho)

Robot T-HR3 (Toyota Humanoid Robot) memperagakan responsnya atas gerak manusia di Tokyo Motor Show 2019. Selain bisa menirukan gerak, robot ini juga bisa merespons gerak manusia seperti melambaikan tangan sebagai balasan lambaian tangan.

HAI-Online.com – Kemajuan teknologi diprediksi bakal membuat sebagianorang kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh robot.

Salah satunya ketikaberedar wacana pemerintahakan menggantikan beberapa posisi yang diisi manusia atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan robot.

WalaupunArtificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan lebih pintar dan lebih efisien daripada manusia, namun ada pekerjaan-pekerjaan yang nggak akan pernah tergantikan oleh robot karena berbagai keterbatasannya.

Baca Juga: Virus NeoCov Ditemukan di China, Diklaim Varian Covid Paling Baru dan Berbahaya Setelah Omicron

Menurut Chan Priya, Data Scientist yang banyak mempelajari soal machine learning, ada setidaknya13 pekerjaan yang nggak akan tergantikan oleh robot,seperti dilansir dari Medium.

  1. Manager Sumber Daya Manusia
AI atau robot pada dasarnya dapat membantu mencocokkan kandidat pekerjaan dengan pekerjaan tertentu, menginterpretasikan bagaimana kandidat dapat bekerja dan mengambil keputusan.

Tetapi dalam beberapa kasus, seorang pelamar bisa saja hanya terlihat hebat "di atas kertas". Dalam hal ini, AI nggak bisa membantu memilih kandidat yang tepat.

Sangat sulit untuk mengotomatisasi manajemen dan pengembangan manusia.

Jadi manajer sumber daya manusia harus memiliki keterampilan interpersonal dan penalaran yang baik untuk memahami sesama manusia lebih baik serta berpikir di out of the box.

Oleh karena itu, manajer sumber daya manusia harus dikerjakan oleh manusia.

Baca Juga: Ramai Wacana Pemerintah Ganti PNS dengan Robot (AI), Nggak Ada Lagi Pungli?

  1. Analis Sistem Komputer
Analis sistem komputer adalah pekerjaan yang berhubungan dengan komputer tapi paling nggak terancam oleh AI.

Faktanya, semakin ekonomi masyarakat bergantung pada otomatisasi, ada permintaan untuk analis sistem komputer yang dapat menerapkan dan mengelola sistem tersebut.

Analis sistem komputer harus bekerja sama dengan orang lain untuk meninjau kemampuan sistem komputer, alur kerja, batasan penjadwalan, meninjau kemampuan sistem komputer, meningkatkan atau mengotomatisasi sistem yang ada, menganalisis masalah, membuat prosedur, dan membuat persyaratan user.

Jadi itu akan membuat robot hampir nggak mungkin melakukannya.

  1. Guru
Meski sudah ada sejumlah alat peraga canggih yang tersedia di sekolah dan perguruan tinggi, tapi peran guru sangatlah penting.

Mereka adalah manusia sejati dengan nilai-nilai yang menanamkan rasa memiliki dan memastikan bahwa kebijaksanaan diajarkan.

Semua memiliki akses ke berbagai ilmu pengetahuan, akan tetapi kebijaksanaan adalah yang paling sulit diperoleh.

Lebih mudah untuk mengasimilasi pengetahuan ketika seseorang mengajar dan manusia cenderung membutuhkan seseorang untuk memberikan instruksi dan menjawab pertanyaan.

Meskipun pengajaran dasar dapat ditangani oleh bot, orang lebih memilih interaksi manusia dalam mengajar. Di situlah tugas seorang guru menjadi signifikan. Robot nggak bisa menyediakan itu.

Baca Juga: Xiaomi Bikin Robot Anjing 'CyberDog', Emang Bisa Ngapain Aja Sih?

  1. Atlet
Menjadi seorang atlet atau olahragawan pada dasarnya mengharuskan seseorang untuk menjadi manusia.

Itulah yang membuat olahraga menyenangkan untuk ditonton, menantang untuk dimainkan, dan secara umum bermanfaat.

Olahraga adalah semua tentang apa yang bisa atau nggak bisa dicapai oleh tubuh manusia yang nggak dimiliki robot.

  1. Hakim dan Pengacara
Pekerjaan hakim dan pengacara terutama didasarkan pada strategi, analisis kasus, dan negosiasi. Pengetahuan subjektif dan hasil berbasis opini sangat penting dalam peran mereka.

Oleh karena itu, sistem hukum membutuhkan orang-orang paham hukum yang kompleks dan bisa berdebat atas nama klien.

  1. Penulis
Menulis adalah seni. Menempatkan pikiran ke dalam kata-kata adalah tugas yang sangat sulit. Penulis harus membuat dan menghasilkan konten orisinal dari ide, situasi, atau imajinasi orang lain.

Meskipun mesin unggul dalam menganalisis data terstruktur, robot nggak dapat meniru bakat, kreativitas, dan imajinasi seorang penulis yang baik.

AI dapat membantu dengan pesan media sosial otomatis, perintah penulisan, saran judul atau judul, pemeriksaan di tempat untuk kejelasan, dan pemindaian plagiarisme.

Namun, buku, drama, dan film akan selalu ditulis oleh manusia.

Kemampuan robot terbatas pada apa yang diprogram untuk dilakukan. Robot nggak bisa menghasilkan ide-ide kreatif, inovatif, dan orisinal sebagai manusia.

  1. Chief Executive Officer
Chief executive officer harus memotivasi tim besar berisi orang yang bekerja untuk mereka. Selain itu juga mewakili tujuan dan misi perusahaan, serta menginformasikan strategi pada para pekerja.

Pekerjaan chief executive officer terutama didasarkan pada kepemimpinan, sehingga hampir nggak mungkin mengotomatisasi kepemimpinan.

Karena kepemimpinan itu subjektif, cukup sulit untuk mengajarkannya pada mesin.

Selain itu, manusia akan selalu nyaman untuk berinvestasi di perusahaan yang dijalankan oleh manusia, bukan robot.

Baca Juga: 5 Jenis Pekerjaan yang Diprediksi Paling Dibutuhkan di Metaverse

  1. Event Planners
Event Planner atau perencana acara harus berkoordinasi dan bernegosiasi dengan kontraktor, vendor, organisasi, kelompok, dan sukarelawan untuk menyatukan semuanya.

Karena peran ini butuh keterampilan organisasi, kreativitas, dan koordinasi, maka pekerjaan ini mustahil dikerjakan oleh robot.

  1. Politisi
Robot nggak diinginkan untuk memimpin sebuah negara, karena nggak bisa bersikap adil dan manusiawi ketika memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan manusia.

Politisi harus memiliki kemampuan dan keserbagunaan yang ekstrem untuk menangani kemungkinan skenario nggak terduga untuk memerintah orang.

Karena emosi dalam politik sangat penting, memiliki mesin tanpa perasaan bahagia, menyesal, atau sedih nggak dapat memegang posisi seperti itu di dunia ini. Oleh karena itu, manusia akan selalu diatur oleh manusia

  1. Psikiater dan Psikolog
Karena robot nggak pernah menjadi manusia, bagaimana ia bisa memahami emosi manusia?

Selain itu, mereka nggak dapat berkomunikasi pada tingkat percakapan manusia yang sama. Robot nggak pernah bisa memahami masalah dalam pikiran manusia.

Psikologi adalah sebuah profesi, di mana sentuhan manusia tentu lebih disukai. Baik psikiater maupun psikolog menerapkan perilaku, pembelajaran, dan keahlian mereka dalam kesehatan mental untuk membantu orang sukses secara emosional, perilaku, sosial, serta akademis.

  1. Ahli bedah
Tugas ahli bedah lebih dari sekadar mesin yang menerima input dan memberikan semacam output yang relevan.

AI akan secara drastis mengubah bidang dan membuatnya lebih baik dalam banyak hal seperti prediksi pola penyakit, diagnosis yang lebih cepat dan akurat dan sebagainya.

Meskipun mesin dapat membantu operasi dalam banyak cara, ahli bedah diharuskan untuk terhubung dengan pasien di berbagai tingkatan dan robot nggak dapat melakukan itu.

  1. Terapis Okupasi
Terapis okupasi merawat pasien yang cacat, sakit, atau terluka melalui penggunaan terapi aktivitas sehari-hari.

Mereka bekerja dengan individu yang memiliki kondisi yang secara emosional, perkembangan, fisik, atau mental melumpuhkan.

Oleh karena itu, profesi membutuhkan perhatian dan interaksi manusia, yang nggak dimiliki robot.

Baca Juga: Adaptasi Masa Pandemi Bikin 5 Pekerjaan Ini Jadi Paling Banyak Dicari di 2022

  1. Penyanyi profesional
AI telah mampu membuat dan menghasilkan musik sendiri. AI akan menggantikan banyak pemutar musik di masa depan karena sudah ada orkestra robot

Akan tetapi AI nggak pernah bisa "membunuh" perasaan penggemar terhadap penyanyi favorit mereka.

Bernyanyi berasal dari emosi yang digambarkan penyanyi. Robot nggak memiliki emosi. Jika dinyanyikan akan monoton dan nggak enak di telinga.

Oleh karena itu, robot nggak akan pernah memiliki kemampuan manusia untuk merasakan emosi dalam pertunjukan langsung.

Jadi gimana, dari daftar di atas, ada yang salah satunya jadi inceran kalian, guys? (*)

Editor : Al Sobry

Sumber : Medium

Baca Lainnya