'Diperangi' Negaranya Sendiri, Dua Personel Pussy Riot Dilabeli Sebagai Antek Asing oleh Pemerintah Rusia

Senin, 03 Januari 2022 | 17:39
Twitter @pussyrrriot

Dua personel Pussy Riot, Nadya Tolokonnikova dan Nika Nikulshina yang dilabeli sebagai

HAI-Online.com - Perjuangan Pussy Riot untuk menjadi oposisi pemerintah Rusia semakin memanas. Dua personel band ini yakni Nadya Tolokonnikova dan Nika Nikulshina telah dilabeli sebagai antek asing alias "foreign agents" oleh pemerintah Rusia.

Sejak awal terbentuk, grup dengan asas semangat perjuangan wanita ini emang selalu vokal untuk mengkritik gaya kepemimpinan Vladimir Putin selaku penguasa di Federasi Rusia.

Beberapa personel bahkan sempat merasakan dinginnya tembok jeruji besi di Rusia atas aktivitas konsisten yang mereka lakukan tersebut.

Dilansir melalui laporan dari BBC News, Tolokonnikova dan Nikulshina menambah daftar panjang untuk nama-nama yang dikategorikan sebagai pembangkang oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Seperti tertera pada laporan terkait, serentetan nama jurnalis lokal pun juga tergabung dalam daftar gelap milik pemerintah Rusia tersebut.

Baca Juga: Ketahui 5 Penyebab Penyakit Liver yang Perlu Kalian Waspadai

Aktivitas mereka dianggap memerangi negara sendiri, yakni Rusia, dengan melakukan agenda-agenda ilegal seperti memata-matai untuk kepentingan pihak asing.

Buntut dari kecurigaan yanglebaytersebut, Kementerian Pertahanan Rusia pun menetapkan kebijakan untuk melabeli status "pembangkang" di setiap akun media sosial milik individu yang ada pada daftar tersebut.

Nada bernafaskan ancaman pun juga muncul melalui statement resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Rusia dengan bunyi,“These people systematically distribute materials to an indeterminate circle of persons, while receiving foreign funds.

Baca Juga: Cerita Perjuangan Pay Burman Sembuh dari Narkoba, Sempat Kabur dari Tempat Rehabilitasi hingga Datang Lagi ke Bandar Putau

Kalo diterjemahkan kasar dalam bahasa Indonesia sih, kira-kira bunyinya begini, "Orang-orang berikut secara sistematis terlibat dalam proses distribusi materi kepada pihak tidak dikenal dengan menerima dana bantuan dari pihak asing."

Tuduhan serius tentunya, namun bukan Pussy Riot namanya kalo mereka nggak bakal nurut dan menentang peraturan yang -well, aneh - tersebut.

Dengan tegas, Pussy Riot mengatakan kalo mereka nggak akan menuruti perintah tersebut dan bakal menggagalkannya di pengadilan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hoodie Brand Lokal Warna Abu-abu Polos di Bawah 400 Ribu

Tapi secara satir, mereka menuliskan bio di akun Twitter mereka sebagai "mata-mata asing", yang diikuti dengan pesan sebagai berikut:

"THIS MESSAGE (MATERIAL) CREATED AND DISTRIBUTED BY A FOREIGN MASS MEDIA PERFORMING THE FUNCTIONS OF A FOREIGN AGENT."

Pelabelan tersebut lah yang harus disematkan oleh Nadya Tolokonnikovadan Nika Nikulshina pada setiap cuitan di akun mereka.

Menanggapi inti pesan tersebut, Pussy Riot pun hanya membalas hal itu dengan sangat singkat dan serba cuek:

"1. lol

2. Kami nggak akan melabeli postingan mereka sendiri, Pemerintah silakan labeli pantat mereka sendiri sesukanya.

3. Kami bakal membawa ini ke pengadilan.

4. Russia akan segera bebas."

Baca Juga: Kritik Putin, Personel Band Punk Rusia Pussy Riot Kembali Ditangkap

Tepat awal tahun lalu, Pussy Riot juga merilis lagu berjudul 'RAGE', untuk menuntut pembebasan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.

Kala itu, Navalny juga ditahan bersama dengan salah satu member Pussy Riot yang lain yakni Masha Alekhina karena kritiknya terhadap Vladimir Putin.

"Kami menuntut pembebasan pemimpin oposisi diRusia, Alexey Navalny; Masha Alekhina, dan seluruh tahanan politik. Kami meminta kepada polisi untuk berhenti memukuli para pendemo dan berdiri bersama dengan kami. Kita bakal meminta Putin dan kroninya untuk segera keluar dari Kremlin secepatnya!," tegas mereka saat itu.

Makin membara, perjuangan dan konsistensi yang patut ditirudari Pussy Riot ini pun terus bergulir hingga saat ini meski mereka harus "diperangi" oleh tanah air-nya sendiri.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya